Jumat, 14 Desember 2012

Bunga Nasional Korea Utara berasal dari Indonesia


Tahukah Kamu Bahwa Bunga Nasional Korea Utara Berasal dari Indonesia?

Pada tanggal 13 April 1965, Presiden Korea Utara saat itu, Kim Il Sung melakukan kunjungan diplomatik ke Indonesia seraya mengunjungi rekannya Presiden Soekarno. Untuk menyenangkan tamunya, maka Soekarno mengajak Kim Il Sung berjalan-jalan ke Kebun Raya Bogor untuk menikmati berbagai macam keindahan bunga khas Indonesia. Ketika mereka berdua melewati suatu varian tanaman anggrek yang sedang mekar, Kim Il Sung tampak begitu terpesona dengan anggrek asal Sulawesi Selatan tersebut. Melihat tamunya tertarik dengan bunga tersebut, maka Soekarno memberikan anggrek tersebut pada Kim Il Sung sebagai hadiah ulang tahun, karena kebetulan hari lahir Kim Il Sung jatuh pada tanggal 15 April.

Kim Il Sung mengungkapkan bahwa anggrek itu begitu indah pada saat mekar dan warna merah muda yang indah menunjukkan keanggunan dan martabatnya. Kemudian Soekarno mengatakan bahwa anggrek itu belum mempunyai nama. Soekarno pun berinisiatif memberi nama anggrek itu sesuai nama Kim Il Sung. Maka sejak saat itu nama anggrek itu adalah Kimilsungia atau dalam Bahasa Korea disebut Kimilsunghwa (bunga Kim Il Sung).

Anggrek itu pun dibawa ke Korea untuk dirawat dan dikembangbiakkan sehingga kualitasnya semakin baik. Menurut beberapa sumber, Kimilsungia dapat memiliki 7 kuntum tiap tangkai di Korea , sedangkan di Indonesia rata-rata hanya memiliki 3 kuntum. Kemudian Kimilsungia pun ditetapkan sebagai bunga nasional Korea Utara. Untuk mengenang hubungan baik kedua negara, mulai tahun 1999 di adakan Festival Bunga Kimilsungia yang berlangsung setiap tahun di bulan April. Dalam festival ini segala macam varian bunga terutama anggrek dipamerkan. 

Diplomasi ala bunga ini menjadikan Indonesia memiliki tempat istimewa di hati rakyat Korea Utara. Bahkan Pemerintah Indonesia adalah satu-satunya pihak yang mendapat kehormatan untuk menyampaikan kata sambutan tiap festival ini berlangsung. Diplomasi ala Bunga ini juga membuat hubungan Indonesia dan Korea Utara menjadi dekat sehingga hingga saat ini Indonesia dan Korea Utara sering melakukan pertukaran budaya. Tak heran bahwa bunga Kimilsungia dianggap juga sebagai simbol persahabatan Indonesia dan Korea. Diplomasi ala Bunga yang unik ya, teman-teman. Bagaimana menurutmu? :)

Sabtu, 08 Desember 2012

Warna Bendera Merah Putih, Bukan Didapat Secara Tidak Sengaja



Tahukah kamu bahwa warna bendera merah putih Indonesia bukan secara tidak sengaja didapat karena menyobek bendera Belanda?

Photo: Tahukah kamu bahwa warna bendera merah putih Indonesia bukan secara tidak sengaja didapat karena menyobek bendera Belanda?

warna bendera merah putih dikabarkan tidak hanya secara tidak sengaja didapat karena menyobek bendera Belanda seperti yang dinyatakan dalam sejarah, namun pada kenyataannya warna merah putih bendera kita merupakan warna asli Indonesia yang telah didapatkan lama sebelum peristiwa perobekan bendera Belanda di hotel Yamato,faktanya adalah:

 1. Warna Merah Putih diambil dari warna Kerajaan Majapahit. Sebelum Majapahit, kerajaan Kediri telah memakai panji2 Merah Putih.
2. Selain itu, bendera perang Sisingamangaraja IX dari tanah Batak pun memakai warna Merah Putih sebagai warna benderanya, bergambar pedang kembar warna Putih dengan dasar Merah Menyala dan Putih. Warna Merah & Putih ini adalah bendera perang Sisingamangaraja XII. Dua pedang kembar melambangkan Piso Gaja Dompak, pusaka raja-raja Sisingamangaraja I-XII.
3. Ketika terjadi Perang Aceh, pejuang Aceh telah menggunakan bendera perang berupa umbul2 dengan warna Merah & Putih, berlatar pedang, bulan sabit, matahari dan bintang serta ayat suci Al Qur’an.
4. Di zaman kerajaan Bugis Bone, bendera Merah Putih adalah simbol kekuasaan dan kebesaran kerajaan Bone. Bendera Bone itu dikenal dengan nama Woromporang.
5. Pada waktu perang Jawa (1825-1830 M) Pangeran Diponegoro memakai panji2 berwarna Merah Putih dalam perjuangannya melawan Belanda.
6. Bendera yg dinamakan Sang Merah Putih ini pertama kali digunakan oleh para pelajar dan kaum nasionalis pada awal abad ke-20 di bawah kekuasaan Belanda.
7. Sang Saka Merah Putih yg dikibarkan pada saat Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945dijahit oleh Ibu Fatmawati, istri Bung Karno, pada tahun 1944, berukuran 276 x 200 cm.

untuk masalah perobekan bendera Belanda di Hotel Yamato, Surabaya, itu terjadi jauh setelah Proklamasi Kemerdekaan, tepatnya pada tanggal 19 September 1945. Sedangkan pada Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945, kita sudah mengibarkan bendera Merah Putih. Jadi, tidak benar Merah Putih kita adalah hasil menyobek bendera Belanda

jadi makin bangga deh sama Indonesia :D
Warna bendera merah putih dikabarkan tidak hanya secara tidak sengaja didapat karena menyobek bendera Belanda seperti yang dinyatakan dalam sejarah, namun pada kenyataannya warna merah putih bendera kita merupakan warna asli Indonesia yang telah didapatkan lama sebelum peristiwa perobekan bendera Belanda di hotel Yamato,faktanya adalah:

1. Warna Merah Putih diambil dari warna Kerajaan Majapahit. Sebelum Majapahit, kerajaan Kediri telah memakai panji2 Merah Putih.
2. Selain itu, bendera perang Sisingamangaraja IX dari tanah Batak pun memakai warna Merah Putih sebagai warna benderanya, bergambar pedang kembar warna Putih dengan dasar Merah Menyala dan Putih. Warna Merah & Putih ini adalah bendera perang Sisingamangaraja XII. Dua pedang kembar melambangkan Piso Gaja Dompak, pusaka raja-raja Sisingamangaraja I-XII.
3. Ketika terjadi Perang Aceh, pejuang Aceh telah menggunakan bendera perang berupa umbul2 dengan warna Merah & Putih, berlatar pedang, bulan sabit, matahari dan bintang serta ayat suci Al Qur’an.
4. Di zaman kerajaan Bugis Bone, bendera Merah Putih adalah simbol kekuasaan dan kebesaran kerajaan Bone. Bendera Bone itu dikenal dengan nama Woromporang.
5. Pada waktu perang Jawa (1825-1830 M) Pangeran Diponegoro memakai panji2 berwarna Merah Putih dalam perjuangannya melawan Belanda.
6. Bendera yg dinamakan Sang Merah Putih ini pertama kali digunakan oleh para pelajar dan kaum nasionalis pada awal abad ke-20 di bawah kekuasaan Belanda.
7. Sang Saka Merah Putih yg dikibarkan pada saat Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945dijahit oleh Ibu Fatmawati, istri Bung Karno, pada tahun 1944, berukuran 276 x 200 cm.

untuk masalah perobekan bendera Belanda di Hotel Yamato, Surabaya, itu terjadi jauh setelah Proklamasi Kemerdekaan, tepatnya pada tanggal 19 September 1945. Sedangkan pada Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945, kita sudah mengibarkan bendera Merah Putih. Jadi, tidak benar Merah Putih kita adalah hasil menyobek bendera Belanda

Jadi makin bangga deh sama Indonesia :D

Kesenian Indonesia Jaranan Indonesia telah Go Internasional


Tahukah Kamu Jika Kesenian Indonesia Jaranan Kuda Telah 'Go International'?

Bukan cuma grup musik tenar seperti Noah, Gigi atau Dewa 19 saja yang bisa manggung di luar negeri, kesenian tradional Indonesia pun laris diundang manggung di mancanegara. Tak percaya? Simak cerita berikut ini, dari Bern, Swiss.

Hujan yang turun dari pagi hari pada Sabtu (29/9/2012) tidak mengurungkan niat pendududuk ibukota Swiss, Bern, untuk datang meramaikam "Amazing Asia Event" yang digelar selama 2 hari dan berakhir pada hari Minggu sekitar jam 21.00 waktu setempat.

Acara yang digelar setiap tahun ini diikuti oleh warga Indonesia, Malaysia, Philipina, Thailand, Vietnam, India, Srilanka, China dan Nepal yang bermukim di berbagai Kanton di Swiss.

Photo: Tahukah Kamu Jika Kesenian Indonesia Jaranan Kuda Telah  'Go International'?

Bukan cuma grup musik tenar seperti Noah, Gigi atau Dewa 19 saja yang bisa manggung di luar negeri, kesenian tradional Indonesia pun laris diundang manggung di mancanegara. Tak percaya? Simak cerita berikut ini, dari Bern, Swiss.

Hujan yang turun dari pagi hari pada Sabtu (29/9/2012) tidak mengurungkan niat pendududuk ibukota Swiss, Bern, untuk datang meramaikam "Amazing Asia Event" yang digelar selama 2 hari dan berakhir pada hari Minggu sekitar jam 21.00 waktu setempat.

Acara yang digelar setiap tahun ini diikuti oleh warga Indonesia, Malaysia, Philipina, Thailand, Vietnam, India, Srilanka, China dan Nepal yang bermukim di berbagai Kanton di Swiss.

Partisipasi Indonesia untuk yang kedua kalinya ini tidak tanggung-tanggung, dengan mendatangkan langsung 2 penari dari Padepokan Tari Parmin Ras, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur. Dengan menampilkan 2 tarian yang diambil langsung dari tarian rakyat Kabupaten Lumajang: Jaranan Kuda Lompat dan Tari Topeng Kaliwungu, yang menurut Parmin Ras kedua tarian ini dikembangkan di padepokan yang dipimpinnya.

Selain tarian dari Jawa Timur, Indonesia juga menampilkan tari-tarian dari daerah Bali yang disumbangkan oleh warga Indonesia yang bermukim di Swiss.

Menurut Ketua Penyelenggara Sven Gruenig, acara ini digelar sebagai upaya untuk memperkenalkan budaya Asia, melalui pementasan Kesenian, Wisata Kuliner serta memperkenalkan produk-produk Khas Asia. Selain itu pula acara ini juga untuk memperlihatkan bahwa warga Asia di Swiss dapat berintegritas dengan warga setempat.

Ribuan warga datang memenuhi lapangan Waisenhausplatz yang berada di tengah kota Bern, dan mencapai puncaknya pada minggu siang. Yang menarik juga adalah penampilan ilmu bela diri dari China yang juga mendapatkan sambutan meriah, terutama dari remaja Swiss.

Di sudut lain warung tenda Indonesia menampilkan stand perhiasan Mutiara Indonesia yang berasal dari daerah Lombok, Sumbawa dan Flores, yang di-impor oleh Sinta Lehmann Pearl, sebuah perusahaan yang khusus mengimpor mutiara Indonesia untuk dapat dipasarkan di Swiss,
Menurut Susie Lehmann, salah satu Direktur Sinta Lehmann Pearl, mutiara Indonesia mempunyai kwalitas yang bagus dan tidak mengalami kesulitan untuk dapat dipasarkan di Swiss.

Selain kwalitas tinggi, hargapun dapat bersaing dengan mutiara dari Tahiti sehingga banyak diminati. Namun demikian penjualan mutiara ini harus disertai dengan tehnik yang jitu sambil menjelaskan tentang proses natural dalam penciptaan mutiara, mengingat warga swiss sangat menaruh perhatian besar terhadap lingkungan.

Sedangkan Parmin Ras sendiri selain berpartisipasi dalam panggung budaya ini, juga memberikan pelatihan singkat di KBRI Bern pada Jumat (28/09/2012) tentang gerak dasar tari traidisional Lumajang dan yang tidak kalah pentingnya adalah pelatihan dasar tehnik pernapasan.

Duta Besar RI untuk Konfederasi Swiss dan Keharyapatihan Liechtenstein, Djoko Susilo yang ikut berbaur dengan warga lainnya yang hadir, nampak sibuk menjawab pertanyaan-pertanyaan warga Swiss tentang tarian asal Jawa Timur yang tampil sangat dinamis dan memukau warga setempat.

Pengirim:
Mohammad Budiman Wiriakusumah
Secretary to The Indonesian Ambassador
and Information, Sociocultural
(Pensosbud) in Switzerland

sumber: tribunnews.comPartisipasi Indonesia untuk yang kedua kalinya ini tidak tanggung-tanggung, dengan mendatangkan langsung 2 penari dari Padepokan Tari Parmin Ras, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur. Dengan menampilkan 2 tarian yang diambil langsung dari tarian rakyat Kabupaten Lumajang: Jaranan Kuda Lompat dan Tari Topeng Kaliwungu, yang menurut Parmin Ras kedua tarian ini dikembangkan di padepokan yang dipimpinnya.

Selain tarian dari Jawa Timur, Indonesia juga menampilkan tari-tarian dari daerah Bali yang disumbangkan oleh warga Indonesia yang bermukim di Swiss.

Menurut Ketua Penyelenggara Sven Gruenig, acara ini digelar sebagai upaya untuk memperkenalkan budaya Asia, melalui pementasan Kesenian, Wisata Kuliner serta memperkenalkan produk-produk Khas Asia. Selain itu pula acara ini juga untuk memperlihatkan bahwa warga Asia di Swiss dapat berintegritas dengan warga setempat.

Ribuan warga datang memenuhi lapangan Waisenhausplatz yang berada di tengah kota Bern, dan mencapai puncaknya pada minggu siang. Yang menarik juga adalah penampilan ilmu bela diri dari China yang juga mendapatkan sambutan meriah, terutama dari remaja Swiss.

Di sudut lain warung tenda Indonesia menampilkan stand perhiasan Mutiara Indonesia yang berasal dari daerah Lombok, Sumbawa dan Flores, yang di-impor oleh Sinta Lehmann Pearl, sebuah perusahaan yang khusus mengimpor mutiara Indonesia untuk dapat dipasarkan di Swiss,
Menurut Susie Lehmann, salah satu Direktur Sinta Lehmann Pearl, mutiara Indonesia mempunyai kwalitas yang bagus dan tidak mengalami kesulitan untuk dapat dipasarkan di Swiss.

Selain kwalitas tinggi, hargapun dapat bersaing dengan mutiara dari Tahiti sehingga banyak diminati. Namun demikian penjualan mutiara ini harus disertai dengan tehnik yang jitu sambil menjelaskan tentang proses natural dalam penciptaan mutiara, mengingat warga swiss sangat menaruh perhatian besar terhadap lingkungan.

Sedangkan Parmin Ras sendiri selain berpartisipasi dalam panggung budaya ini, juga memberikan pelatihan singkat di KBRI Bern pada Jumat (28/09/2012) tentang gerak dasar tari traidisional Lumajang dan yang tidak kalah pentingnya adalah pelatihan dasar tehnik pernapasan.

Duta Besar RI untuk Konfederasi Swiss dan Keharyapatihan Liechtenstein, Djoko Susilo yang ikut berbaur dengan warga lainnya yang hadir, nampak sibuk menjawab pertanyaan-pertanyaan warga Swiss tentang tarian asal Jawa Timur yang tampil sangat dinamis dan memukau warga setempat.

Pengirim:
Mohammad Budiman Wiriakusumah
Secretary to The Indonesian Ambassador
and Information, Sociocultural
(Pensosbud) in Switzerland

Knalpot Mercedez Benz Ternyata Dibuat oleh Anak Bangsa


Tahukah Kamu Jika Knalpot Mercedes Benz Dibuat Oleh Anak Bangsa?

Pengalaman bisa mengantarkan seseorang pada kesuksesan. Buktinya, dengan semangat tidak pernah berhenti mencoba, Agus Adi Atmaja sukses menjadi pengusaha knalpot di Purbalingga. Salah satu pelanggannya adalah Mercedes Benz. Seperti kata pepatah, pengalaman adalah guru terbaik. Pepatah inilah yang mengilhami Agus Adi Atmaja hingga sukses menjadi pengusaha knalpot mobil ternama. Buktinya, knalpot buatan Agus dipakai produsen mobil sekelas Mercedes Benz. Ini semua berkat seabrek pengalaman yang dijalaninya sejak muda.

Photo: Tahukah Kamu Jika Knalpot Mercedes Benz Dibuat Oleh Anak Bangsa?

Pengalaman bisa mengantarkan seseorang pada kesuksesan. Buktinya, dengan semangat tidak pernah berhenti mencoba, Agus Adi Atmaja sukses menjadi pengusaha knalpot di Purbalingga. Salah satu pelanggannya adalah Mercedes Benz. Seperti kata pepatah, pengalaman adalah guru terbaik. Pepatah inilah yang mengilhami Agus Adi Atmaja hingga sukses menjadi pengusaha knalpot mobil ternama. Buktinya, knalpot buatan Agus dipakai produsen mobil sekelas Mercedes Benz. Ini semua berkat seabrek pengalaman yang dijalaninya sejak muda.

“Dari dulu saya memang senang mencoba apa saja,” ujar lelaki kelahiran Purbalingga, 41 tahun lalu ini. Waktu muda, bukannya rajin menjalani kuliah di Institut Teknologi Bandung (ITB), lelaki lulusan sekolah menengah kejuruan jurusan teknik ini malah lebih senang melakukan kegiatan di luar kampus. “Saya merasa bosan. Gara-gara jarang kuliah, enam bulan langsung drop out (DO),” kenang Agus. Setelah di-DO pada 1988, jiwa petualangan Agus mengantarkannya ke Yogyakarta.

Di Kota Gudeg itu, Agus berniat kuliah di Jurusan Seni Kriya Institut Seni Yogyakarta (ISI). Namun, Agus ditolak karena alasan dasar pendidikannya adalah ilmu teknik di SMK. Usai ditolak ISI, Agus malah nongkrong di Jogja dan tidak pulang ke Purbalingga. “Saya sempat jualan suvenir di Malioboro,” kenang Agus. Hanya tahan selama enam bulan di Jogja, Agus lantas berkelana ke Semarang. Di sini, Agus menjajal segala macam kegiatan yang bisa menghasilkan uang. “Setelah puas mengumpulkan pengalaman, saya kembali ke Purbalingga pada tahun 1992,” kata Agus seperti dikutip dari Tabloid Kontan.

Sempat menganggur selama empat tahun, Agus mendapat ide mendirikan bengkel knalpot. “Saat itu, saya lihat bisnis knalpot di Purbalingga mulai tumbuh dan menjanjikan,” ujar bapak dua anak ini. Dengan modal duit Rp 35 juta dari tabungan miliknya, Agus membeli empat mesin pres logam manual, bahan baku pelat galvanis, dan membuat cetakan. Dengan mempekerjakan tiga orang pegawai, Agus mulai membuat knalpot.

“Waktu itu, saya baru membantu mengerjakan pesanan teman,” tutur lelaki yang hobi memancing ini. Ternyata, knalpot dan variasi knalpot buatannya lumayan bagus dan disukai konsumen. Saban bulan, Agus menghasilkan 100 unit knalpot dan variasi dengan harga berkisar antara Rp 20.000 sampai Rp 100.000 per unit.

Usaha knalpot Agus semakin dikenal luas dari mulut ke mulut. Konsumen yang memesan langsung ke bengkelnya pun semakin banyak. Agar mudah dikenal, Agus pun memberi nama bengkel knalpotnya Van Volker Enterprise. Tak disangka, usaha Agus yang dulunya kecil-kecilan semakin besar. Produksi knalpot dan variasi Van Volker pun terus meningkat hingga mencapai 600 unit sebulan. Krisis moneter yang menghantam Indonesia tahun 1998-1999 tidak menyurutkan bisnis knalpot Agus.

Sekian lama membuat knalpot dan variasi dari galvanis, Agus lalu beralih ke bahan baku stainless steel. Karena pembuatan knalpot stainless steel lebih sulit dan lama, produksi Van Volker pun berkurang, jadi hanya 100 unit sebulan. Namun, dengan harga jual knalpot baja tahan karat yang lebih mahal, omzet usaha Agus cenderung menanjak. “Karena, tren permintaan knalpot stainless steel lebih menjanjikan,” ujar Agus.

Selain mobil-mobil pabrikan Jepang, knalpot dan variasi stainless steel itu umumnya dipakai mobil-mobil Eropa berkelas semisal Mercedes Benz dan BMW. “Jadi, kami menyasar pangsa pasar menengah ke atas,” tukas Agus. Berbagi pesanan Ternyata, keputusan Agus beralih ke knalpot stainless steel tak salah. Pasalnya, pada tahun 2007, Agus kedatangan tamu dari Jerman yang mendengar soal knalpot buatan Agus. Perwakilan dari Mercedes Benz Jerman itu ternyata memesan knalpot Van Volker sebanyak 1.000 unit.

Jadilah Agus meneken kontrak pembuatan 1.000 unit knalpot Mercedes Benz dengan harga Rp 2 juta per unit (satu unit terdiri dari dua bagian). “Jadi, knalpot buatan saya dipakai di mobil Mercedes yang beredar di luar negeri. Tidak di Indonesia,” tandas Agus. Selain mengerjakan pesanan Mercedes, Agus tetap menyasar pasar dalam negeri. Saban bulan, dengan bantuan 9 pegawai, Agus menjual 700 unit knalpot ke kota-kota besar di Indonesia, seperti Jakarta, Bandung, Surabaya, dan Makassar. Hingga, ke Kalimantan dan Sumatra.

Agus membanderol knalpot dan variasi untuk pangsa pasar lokal itu antara Rp 25.000 hingga Rp 250.000 per unit. Omzet yang ia kantongi saban bulan sekitar Rp 120 juta dengan margin keuntungan 10%–30%. Namun, Agus tidak mau kemaruk. Ia tidak ingin sendirian menikmati pesanan knalpot dari pabrikan besar. “Saya juga mengorder sebagian pesanan ke teman-teman,” katanya. Misalnya saja, baru-baru ini PT Astra Honda Motor (AHM) datang ke Purbalingga dan berencana memesan knalpot. Karena harus memenuhi pelanggan tetap, Agus malah merekomendasikan pengusaha lain untuk produsen motor itu.

ilustrasi gambar : okezone otomotive
sumber tulisan : Ciputraworld.com

“Dari dulu saya memang senang mencoba apa saja,” ujar lelaki kelahiran Purbalingga, 41 tahun lalu ini. Waktu muda, bukannya rajin menjalani kuliah di Institut Teknologi Bandung (ITB), lelaki lulusan sekolah menengah kejuruan jurusan teknik ini malah lebih senang melakukan kegiatan di luar kampus. “Saya merasa bosan. Gara-gara jarang kuliah, enam bulan langsung drop out (DO),” kenang Agus. Setelah di-DO pada 1988, jiwa petualangan Agus mengantarkannya ke Yogyakarta.

Di Kota Gudeg itu, Agus berniat kuliah di Jurusan Seni Kriya Institut Seni Yogyakarta (ISI). Namun, Agus ditolak karena alasan dasar pendidikannya adalah ilmu teknik di SMK. Usai ditolak ISI, Agus malah nongkrong di Jogja dan tidak pulang ke Purbalingga. “Saya sempat jualan suvenir di Malioboro,” kenang Agus. Hanya tahan selama enam bulan di Jogja, Agus lantas berkelana ke Semarang. Di sini, Agus menjajal segala macam kegiatan yang bisa menghasilkan uang. “Setelah puas mengumpulkan pengalaman, saya kembali ke Purbalingga pada tahun 1992,” kata Agus seperti dikutip dari Tabloid Kontan.

Sempat menganggur selama empat tahun, Agus mendapat ide mendirikan bengkel knalpot. “Saat itu, saya lihat bisnis knalpot di Purbalingga mulai tumbuh dan menjanjikan,” ujar bapak dua anak ini. Dengan modal duit Rp 35 juta dari tabungan miliknya, Agus membeli empat mesin pres logam manual, bahan baku pelat galvanis, dan membuat cetakan. Dengan mempekerjakan tiga orang pegawai, Agus mulai membuat knalpot.

“Waktu itu, saya baru membantu mengerjakan pesanan teman,” tutur lelaki yang hobi memancing ini. Ternyata, knalpot dan variasi knalpot buatannya lumayan bagus dan disukai konsumen. Saban bulan, Agus menghasilkan 100 unit knalpot dan variasi dengan harga berkisar antara Rp 20.000 sampai Rp 100.000 per unit.

Usaha knalpot Agus semakin dikenal luas dari mulut ke mulut. Konsumen yang memesan langsung ke bengkelnya pun semakin banyak. Agar mudah dikenal, Agus pun memberi nama bengkel knalpotnya Van Volker Enterprise. Tak disangka, usaha Agus yang dulunya kecil-kecilan semakin besar. Produksi knalpot dan variasi Van Volker pun terus meningkat hingga mencapai 600 unit sebulan. Krisis moneter yang menghantam Indonesia tahun 1998-1999 tidak menyurutkan bisnis knalpot Agus.

Sekian lama membuat knalpot dan variasi dari galvanis, Agus lalu beralih ke bahan baku stainless steel. Karena pembuatan knalpot stainless steel lebih sulit dan lama, produksi Van Volker pun berkurang, jadi hanya 100 unit sebulan. Namun, dengan harga jual knalpot baja tahan karat yang lebih mahal, omzet usaha Agus cenderung menanjak. “Karena, tren permintaan knalpot stainless steel lebih menjanjikan,” ujar Agus.

Selain mobil-mobil pabrikan Jepang, knalpot dan variasi stainless steel itu umumnya dipakai mobil-mobil Eropa berkelas semisal Mercedes Benz dan BMW. “Jadi, kami menyasar pangsa pasar menengah ke atas,” tukas Agus. Berbagi pesanan Ternyata, keputusan Agus beralih ke knalpot stainless steel tak salah. Pasalnya, pada tahun 2007, Agus kedatangan tamu dari Jerman yang mendengar soal knalpot buatan Agus. Perwakilan dari Mercedes Benz Jerman itu ternyata memesan knalpot Van Volker sebanyak 1.000 unit.

Jadilah Agus meneken kontrak pembuatan 1.000 unit knalpot Mercedes Benz dengan harga Rp 2 juta per unit (satu unit terdiri dari dua bagian). “Jadi, knalpot buatan saya dipakai di mobil Mercedes yang beredar di luar negeri. Tidak di Indonesia,” tandas Agus. Selain mengerjakan pesanan Mercedes, Agus tetap menyasar pasar dalam negeri. Saban bulan, dengan bantuan 9 pegawai, Agus menjual 700 unit knalpot ke kota-kota besar di Indonesia, seperti Jakarta, Bandung, Surabaya, dan Makassar. Hingga, ke Kalimantan dan Sumatra.

Agus membanderol knalpot dan variasi untuk pangsa pasar lokal itu antara Rp 25.000 hingga Rp 250.000 per unit. Omzet yang ia kantongi saban bulan sekitar Rp 120 juta dengan margin keuntungan 10%–30%. Namun, Agus tidak mau kemaruk. Ia tidak ingin sendirian menikmati pesanan knalpot dari pabrikan besar. “Saya juga mengorder sebagian pesanan ke teman-teman,” katanya. Misalnya saja, baru-baru ini PT Astra Honda Motor (AHM) datang ke Purbalingga dan berencana memesan knalpot. Karena harus memenuhi pelanggan tetap, Agus malah merekomendasikan pengusaha lain untuk produsen motor itu.

Alasan Soekarno Memilih Tanggal 17 untuk Proklamasi


Tahukah Kamu Mengapa Soekarno Memilih Tanggal 17 Untuk Proklamasi ?

Tanggal 17 Agustus 1945 merupakan waktu yang sakral bagi bangsa Indonesia. Pada waktu tersebut, Presiden pertama RI, Soekarno dengan wakilnya Mohammad Hatta memproklamasikan kemerdekaan Indonesia yang sekaligus menjadi tonggak baru perjalanan bangsa yang terdiri dari bermacam suku ini.

Berbekal secarik kertas yang berisi tulisan tangan naskah proklamasi, Bung Karno dengan didampingi Moch Hatta, mengumandangkan proklamasi tanda lepasnya bangsa Indonesia dari penjajahan bangsa asing.

Photo: Tahukah Kamu Mengapa Soekarno Memilih Tanggal 17 Untuk Proklamasi ?

Tanggal 17 Agustus 1945 merupakan waktu yang sakral bagi bangsa Indonesia. Pada waktu tersebut, Presiden pertama RI, Soekarno dengan wakilnya Mohammad Hatta memproklamasikan kemerdekaan Indonesia yang sekaligus menjadi tonggak baru perjalanan bangsa yang terdiri dari bermacam suku ini.

Berbekal secarik kertas yang berisi tulisan tangan naskah proklamasi, Bung Karno dengan didampingi Moch Hatta, mengumandangkan proklamasi tanda lepasnya bangsa Indonesia dari penjajahan bangsa asing.

Namun, pemilihan tanggal 17 Agustus sebagai waktu dibacakannya proklamasi bukanlah tanpa alasan. Dalam buku Samudera Merah Putih 19 September 1945, Jilid 1 (1984) karya Lasmidjah Hardi, diceritakan alasan Presiden Soekarno memilih tanggal 17 Agustus sebagai waktu proklamasi kemerdekaan salah satunya adalah karena Bung Karno mempercayai mistik.

Alasan itu disampaikan Bung Karno saat berdiskusi dengan para pemuda, salah satunya adalah Sukarni, pada 16 Agustus 1945. Saat itu Bung Karno dan Bung Hatta 'diculik' oleh kaum pemuda ke sebuah tempat di Rengasdengklok, Karawang.

'Penculikan' itu dilakukan untuk menekan kedua proklamator itu agar segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia tanpa ada embel - embel Jepang.

"Yang paling penting di dalam peperangan dan revolusi adalah saatnya yang tepat. Di Saigon, saya sudah merencanakan seluruh pekerjaan ini untuk dijalankan tanggal 17," kata Bung Karno.

Mendengar pernyataan Bung Karno, Sukarni lantas bertanya. "Mengapa justru diambil tanggal 17, mengapa tidak sekarang saja, atau tanggal 16?" tanya Sukarni.

Bung Karno lantas menjelaskan alasannya memilih tanggal 17 sebagai waktu memproklamasikan kemerdekaan Indonesia.

"Saya seorang yang percaya pada mistik. Saya tidak dapat menerangkan dengan pertimbangan akal, mengapa tanggal 17 lebih memberi harapan kepadaku. Akan tetapi saya merasakan di dalam kalbuku, bahwa itu adalah saat yang baik."

"Angka 17 adalah angka suci. Pertama-tama kita sedang berada dalam bulan suci Ramadan, waktu kita semua berpuasa, ini berarti saat yang paling suci bagi kita. Tanggal 17 besok hari Jumat, hari Jumat itu Jumat legi, Jumat yang berbahagia, Jumat suci."

"Alquran diturunkan tanggal 17, orang Islam sembahyang 17 rakaat, oleh karena itu kesucian angka 17 bukanlah buatan manusia," kata Soekarno seperti ditulis Lasmidjah Hardi.

Kemudian pada sore harinya, Bung Karno dan Bung Hatta dijemput kembali menuju Jakarta, setelah tercapainya kesepakatan antara golongan muda dan tua. Saat itu, salah seorang perwakilan golongan tua, Ahmad Soebardjo memberikan jaminan kepada, proklamasi kemerdekaan Indonesia akan dilaksanakan pada 17 Agustus 1945, selambat - lambatnya pukul 12.00 WIB.

Bung Karno dan Bung Hatta akhirnya kembali ke Jakarta. Singkat cerita, setelah melewati sejumlah proses dan peristiwa, kumandang proklamasi akhirnya diproklamirkan Bung Karno di rumahnya, Jalan Pegangsaan Timur No 56 Jakarta, pada pukul 10.00 WIB.
sumber: kawi
Namun, pemilihan tanggal 17 Agustus sebagai waktu dibacakannya proklamasi bukanlah tanpa alasan. Dalam buku Samudera Merah Putih 19 September 1945, Jilid 1 (1984) karya Lasmidjah Hardi, diceritakan alasan Presiden Soekarno memilih tanggal 17 Agustus sebagai waktu proklamasi kemerdekaan salah satunya adalah karena Bung Karno mempercayai mistik.

Alasan itu disampaikan Bung Karno saat berdiskusi dengan para pemuda, salah satunya adalah Sukarni, pada 16 Agustus 1945. Saat itu Bung Karno dan Bung Hatta 'diculik' oleh kaum pemuda ke sebuah tempat di Rengasdengklok, Karawang.

'Penculikan' itu dilakukan untuk menekan kedua proklamator itu agar segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia tanpa ada embel - embel Jepang.

"Yang paling penting di dalam peperangan dan revolusi adalah saatnya yang tepat. Di Saigon, saya sudah merencanakan seluruh pekerjaan ini untuk dijalankan tanggal 17," kata Bung Karno.

Mendengar pernyataan Bung Karno, Sukarni lantas bertanya. "Mengapa justru diambil tanggal 17, mengapa tidak sekarang saja, atau tanggal 16?" tanya Sukarni.

Bung Karno lantas menjelaskan alasannya memilih tanggal 17 sebagai waktu memproklamasikan kemerdekaan Indonesia.

"Saya seorang yang percaya pada mistik. Saya tidak dapat menerangkan dengan pertimbangan akal, mengapa tanggal 17 lebih memberi harapan kepadaku. Akan tetapi saya merasakan di dalam kalbuku, bahwa itu adalah saat yang baik."

"Angka 17 adalah angka suci. Pertama-tama kita sedang berada dalam bulan suci Ramadan, waktu kita semua berpuasa, ini berarti saat yang paling suci bagi kita. Tanggal 17 besok hari Jumat, hari Jumat itu Jumat legi, Jumat yang berbahagia, Jumat suci."

"Alquran diturunkan tanggal 17, orang Islam sembahyang 17 rakaat, oleh karena itu kesucian angka 17 bukanlah buatan manusia," kata Soekarno seperti ditulis Lasmidjah Hardi.

Kemudian pada sore harinya, Bung Karno dan Bung Hatta dijemput kembali menuju Jakarta, setelah tercapainya kesepakatan antara golongan muda dan tua. Saat itu, salah seorang perwakilan golongan tua, Ahmad Soebardjo memberikan jaminan kepada, proklamasi kemerdekaan Indonesia akan dilaksanakan pada 17 Agustus 1945, selambat - lambatnya pukul 12.00 WIB.

Bung Karno dan Bung Hatta akhirnya kembali ke Jakarta. Singkat cerita, setelah melewati sejumlah proses dan peristiwa, kumandang proklamasi akhirnya diproklamirkan Bung Karno di rumahnya, Jalan Pegangsaan Timur No 56 Jakarta, pada pukul 10.00 WIB.

Pencipta Lagu Kebangsaan Singapura Ternyata Orang Indonesia


Tahukah Kamu Pencipta Lagu Kebangsaan Singapura Ternyata Orang Indonesia?

Zubir Said (lahir di Bukittinggi, Indonesia, 22 Juli 1907 – meninggal di Singapura, 16 November 1987 pada umur 80 tahun) adalah seorang penggubah musik untuk film dan juga pencipta lagu kebangsaan Singapura, "Majulah Singapura". Ia dipercaya telah menggubah lebih kurang 1.000 buah lagu.

Photo: Tahukah Kamu Pencipta Lagu Kebangsaan Singapura Ternyata Orang Indonesia?

Zubir Said (lahir di Bukittinggi, Indonesia, 22 Juli 1907 – meninggal di Singapura, 16 November 1987 pada umur 80 tahun) adalah seorang penggubah musik untuk film dan juga pencipta lagu kebangsaan Singapura, "Majulah Singapura". Ia dipercaya telah menggubah lebih kurang 1.000 buah lagu.

PESERTA PELATIHAN MEDIA CORP ASAL Indonesia terperangah dengan penjelasan Menteri Negara Senior Urusan Luar Negeri Singapura, Zainul Abidin Rasheed. Di tengah kunjungan peserta pelatihan ke Istana Kampong Gelam Singapura, Senin, Zainul yang berdiri di samping sebuah patung manusia menjelaskan asal-usul patung tersebut. Menurut Zainul, itulah patung Zubir Said, pencipta lagu kebangsaan Singapura yang berasal dari Indonesia (Minang).

Kantor berita Antara, sayangnya tak menjelaskan bagaimana keterkejutan para peserta pelatihan asal Indonesia mendengar penjelasan Zainul itu kecuali hanya mengutip pernyataan Zainul. Menurut Zainul, Zubir Said telah memberikan kontribusi yang sangat berarti atau fundamental bagi Singapura yang didiami warga negara dari multi bangsa. Itu saja.

Bagi sebagian orang termasuk para peserta pelatihan itu, informasi Zainul mungkin memang mengejutkan meskipun berita itu sudah lama diketahui oleh sebagian yang lain. Dua tahun lalu, dalam acara yang sama yang juga mengundang peserta dari Indonesia, Zainul sebetulnya juga sudah menjelaskan hal serupa. Namun penjelasan Zainul tak terlalu menarik perhatian orang, rupanya, hingga muncul berita seperti di Antara pada 12 Mei 2008.

Siapa Zubir Said? Lahir di Bukit Tinggi pada 22 Juli 1907, Zubir adalah anak dari Mohamad Said bin Sanang. Zubir baru berusia 7 tahun ketika ibunya meninggal dunia. Saudaranya berjumlah delapan; 3 laki-laki dan 5 perempuan. Sejak masa kanak, bakat Zubir bermain musik sudah terlihat ketika dia misalnya diketahui sangat piawai memainkan suling, gitar dan drum. Tak ada yang mengajari Zubir melainkan semuanya merupakakan bakat alam.

Sebelum merantau ke (pulau) Singapura pada 1928, Zubir diketahui pernah bersekolah di Belanda. Panggilan hatinya untuk bermusik, membuatnya meninggalkan Belanda meskipun pilihannya itu ditentang oleh sang ayah. Di Singapura, dia bergabung dengan Grup Bangsawan, sebuah kelompok opera yang para pemainnya berasal dari bangsa Melayu. Di kelompok itu Zubir tak bertahan lama, karena dia kemudian memutuskan bekerja untuk perusahaan rekaman His Master’s Voice pada 1936. Di perusahaan itulah, Zubir bertemu dengan Tarminah Kario Wikromo, perempuan Jawa yang dikenal sebagai penyanyi keroncong yang pada 1938 dipinangnya sebagai istri.

Zubir sebetulnya sempat pulang dan menetap kembali di Bukit Tinggi setelah menikah. Dia baru kembali ke Singapura pada 1941 dan terus menetap di sana hingga meninggal pada 1987. Masa kedua kehidupannya di Singapura, dia lewatkan dengan bekerja pada surat kabar Utusan Melayu sebagai fotografer dan penulis paruh waktu. Tujuannya semata agar dia punya kesempatan lebih banyak untuk bermain musik dan menuliskannya di surat kabar.

Karir musik Zubir mulai mentereng ketika pada 1957, untuk kali pertama karya musiknya dipentaskan untuk umum di Victoria Teater. Pada tahun berikutnya, Dewan Kota Singapura menetapkan salah satu komposisi Zubir sebagai lagu resmi kota Singapura. Lagu berjudul Majulah Singapura itulah yang belakangan kemudian ditetapkan menjadi lagu kebangsaan Singapura ketika negara itu merdeka pada 9 Agustus 1965.

Sebelum kemerdekaan Singapura itu, Zubir sudah mencipta beberapa lagu termasuk untuk soundtrack film yang dibuat oleh Cathay Keris. Salah satu lagu yang dibuat Zubir untuk film Dang Anom bahkan memenangi penghargaan Festival Film Asia ke-9 di Seoul, Korea Selatan pada 1962. Beberapa komposer dan pengamat musik menilai karya Zubir sebagai lagu Melayu yang sebenarnya karena musiknya banyak berkaitan dengan sejarah dan nilai-nilai Melayu terutama Minang dan membangkitkan semangat kebangsaan pada 1950.

Sebelum penyakit kuning menderanya hingga dia meninggal pada 16 November 1987, Zubir diketahui telah membuat karya musik hingga 1.500 judul. Lagu-lagu itu belum seluruhnya dipublikasikan karena Zubir terlalu serius mengajar seniman-seniman muda tentang seni musik daripada mengurusi rekaman lagu-lagunya. Lagu-lagu ciptaan Zubir yang terkenal antara lain, Sang Rembulan, Sayang Disayang, Cinta, Selamat Berjumpa Lagi, Nasib Malang, Anak Daro, Setangkai Kembang Melati, dan Kumang dan Rama-Rama.

Sejak 2003, pemerintah Singapura merenovasi Istana Kampong Gelam. Itulah istana peninggalan Sultan Ali, anak Sultan Hussein Shah dari Kesultanan Johor-Riau, yang dibuat pada lebih kurang 167 tahun silam. Sebelum diresmikan sebagai museum dan dibuka untuk umum pada 4 Juni 2005, renovasi istana menelan Sin $ 17 juta. Zainul adalah wakil ketua Yayasan Warisan Malaysia yang antara lain membawahi Istana Kampong Gelam. Istana yang terletak di Taman Warisan Melayu Singapura itulah, antara lain dipajang patung Zubir Said.

Setiap tahun, Singapura mengundang para wartawan termasuk dari Indonesia untuk mengunjungi istana tersebut tapi rupanya wartawan dari Indonesia yang kali ini datang ke sana, baru kali ini tahu bahwa pencipta lagu kebangsaan Singapura Majulah Singapura adalah Zubir Said, orang Indonesia berdarah Minang. Belum ada penjelasan, apakah Zubir meninggal sebagai warga negara Singapura, atau tetap berkebangsaan Indonesia.

sumber: http://www.serupedia.com/2012/07/pencipta-lagu-kebangsaan-singapura.htmlPESERTA PELATIHAN MEDIA CORP ASAL Indonesia terperangah dengan penjelasan Menteri Negara Senior Urusan Luar Negeri Singapura, Zainul Abidin Rasheed. Di tengah kunjungan peserta pelatihan ke Istana Kampong Gelam Singapura, Senin, Zainul yang berdiri di samping sebuah patung manusia menjelaskan asal-usul patung tersebut. Menurut Zainul, itulah patung Zubir Said, pencipta lagu kebangsaan Singapura yang berasal dari Indonesia (Minang).

Kantor berita Antara, sayangnya tak menjelaskan bagaimana keterkejutan para peserta pelatihan asal Indonesia mendengar penjelasan Zainul itu kecuali hanya mengutip pernyataan Zainul. Menurut Zainul, Zubir Said telah memberikan kontribusi yang sangat berarti atau fundamental bagi Singapura yang didiami warga negara dari multi bangsa. Itu saja.

Bagi sebagian orang termasuk para peserta pelatihan itu, informasi Zainul mungkin memang mengejutkan meskipun berita itu sudah lama diketahui oleh sebagian yang lain. Dua tahun lalu, dalam acara yang sama yang juga mengundang peserta dari Indonesia, Zainul sebetulnya juga sudah menjelaskan hal serupa. Namun penjelasan Zainul tak terlalu menarik perhatian orang, rupanya, hingga muncul berita seperti di Antara pada 12 Mei 2008.

Siapa Zubir Said? Lahir di Bukit Tinggi pada 22 Juli 1907, Zubir adalah anak dari Mohamad Said bin Sanang. Zubir baru berusia 7 tahun ketika ibunya meninggal dunia. Saudaranya berjumlah delapan; 3 laki-laki dan 5 perempuan. Sejak masa kanak, bakat Zubir bermain musik sudah terlihat ketika dia misalnya diketahui sangat piawai memainkan suling, gitar dan drum. Tak ada yang mengajari Zubir melainkan semuanya merupakakan bakat alam.

Sebelum merantau ke (pulau) Singapura pada 1928, Zubir diketahui pernah bersekolah di Belanda. Panggilan hatinya untuk bermusik, membuatnya meninggalkan Belanda meskipun pilihannya itu ditentang oleh sang ayah. Di Singapura, dia bergabung dengan Grup Bangsawan, sebuah kelompok opera yang para pemainnya berasal dari bangsa Melayu. Di kelompok itu Zubir tak bertahan lama, karena dia kemudian memutuskan bekerja untuk perusahaan rekaman His Master’s Voice pada 1936. Di perusahaan itulah, Zubir bertemu dengan Tarminah Kario Wikromo, perempuan Jawa yang dikenal sebagai penyanyi keroncong yang pada 1938 dipinangnya sebagai istri.

Zubir sebetulnya sempat pulang dan menetap kembali di Bukit Tinggi setelah menikah. Dia baru kembali ke Singapura pada 1941 dan terus menetap di sana hingga meninggal pada 1987. Masa kedua kehidupannya di Singapura, dia lewatkan dengan bekerja pada surat kabar Utusan Melayu sebagai fotografer dan penulis paruh waktu. Tujuannya semata agar dia punya kesempatan lebih banyak untuk bermain musik dan menuliskannya di surat kabar.

Karir musik Zubir mulai mentereng ketika pada 1957, untuk kali pertama karya musiknya dipentaskan untuk umum di Victoria Teater. Pada tahun berikutnya, Dewan Kota Singapura menetapkan salah satu komposisi Zubir sebagai lagu resmi kota Singapura. Lagu berjudul Majulah Singapura itulah yang belakangan kemudian ditetapkan menjadi lagu kebangsaan Singapura ketika negara itu merdeka pada 9 Agustus 1965.

Sebelum kemerdekaan Singapura itu, Zubir sudah mencipta beberapa lagu termasuk untuk soundtrack film yang dibuat oleh Cathay Keris. Salah satu lagu yang dibuat Zubir untuk film Dang Anom bahkan memenangi penghargaan Festival Film Asia ke-9 di Seoul, Korea Selatan pada 1962. Beberapa komposer dan pengamat musik menilai karya Zubir sebagai lagu Melayu yang sebenarnya karena musiknya banyak berkaitan dengan sejarah dan nilai-nilai Melayu terutama Minang dan membangkitkan semangat kebangsaan pada 1950.

Sebelum penyakit kuning menderanya hingga dia meninggal pada 16 November 1987, Zubir diketahui telah membuat karya musik hingga 1.500 judul. Lagu-lagu itu belum seluruhnya dipublikasikan karena Zubir terlalu serius mengajar seniman-seniman muda tentang seni musik daripada mengurusi rekaman lagu-lagunya. Lagu-lagu ciptaan Zubir yang terkenal antara lain, Sang Rembulan, Sayang Disayang, Cinta, Selamat Berjumpa Lagi, Nasib Malang, Anak Daro, Setangkai Kembang Melati, dan Kumang dan Rama-Rama.

Sejak 2003, pemerintah Singapura merenovasi Istana Kampong Gelam. Itulah istana peninggalan Sultan Ali, anak Sultan Hussein Shah dari Kesultanan Johor-Riau, yang dibuat pada lebih kurang 167 tahun silam. Sebelum diresmikan sebagai museum dan dibuka untuk umum pada 4 Juni 2005, renovasi istana menelan Sin $ 17 juta. Zainul adalah wakil ketua Yayasan Warisan Malaysia yang antara lain membawahi Istana Kampong Gelam. Istana yang terletak di Taman Warisan Melayu Singapura itulah, antara lain dipajang patung Zubir Said.

Setiap tahun, Singapura mengundang para wartawan termasuk dari Indonesia untuk mengunjungi istana tersebut tapi rupanya wartawan dari Indonesia yang kali ini datang ke sana, baru kali ini tahu bahwa pencipta lagu kebangsaan Singapura Majulah Singapura adalah Zubir Said, orang Indonesia berdarah Minang. Belum ada penjelasan, apakah Zubir meninggal sebagai warga negara Singapura, atau tetap berkebangsaan Indonesia.

Republik Lan Fang, Sebuah Republik dalam Republik

Photo: TAHUKAH KAMU BAHWA PERNAH BERDIRI SEBUAH REPUBLIK BERNAMA LAN FANG DI KALIMANTAN?

Tepatnya pada tahun 1777, berdiri sebuah republik bernama Lan Fang di Pontianak, Kalimantan Barat. Pendiri sekaligus Presiden pertamanya adalah Lo Fang Pak. 
Yang lebih mengagumkan lagi, waktu itu Republik tersebut telah punya kitab undang-undang hukum sekaligus dengan sistem perpajakan, ekonomi dan perbankan, membangun jalur transportasi, mengembangkan sistem pendidikan, pertanian dan pertambangan.
Republik ini bertahan selama 107 Tahun dan mempunyai 12 Presiden yang terpilih lewat Pemilu! Namun, pada akhirnya mereka takluk di tangan penjajah Belanda pada tahun 1884.


TAHUKAH KAMU BAHWA PERNAH BERDIRI SEBUAH REPUBLIK BERNAMA LAN FANG DI KALIMANTAN?

Tepatnya pada tahun 1777, berdiri sebuah republik bernama Lan Fang di Pontianak, Kalimantan Barat. Pendiri sekaligus Presiden pertamanya adalah Lo Fang Pak. 
Yang lebih mengagumkan lagi, waktu itu Republik tersebut telah punya kitab undang-undang hukum sekaligus dengan sistem perpajakan, ekonomi dan perbankan, membangun jalur transportasi, mengembangkan sistem pendidikan, pertanian dan pertambangan.
Republik ini bertahan selama 107 Tahun dan mempunyai 12 Presiden yang terpilih lewat Pemilu! Namun, pada akhirnya mereka takluk di tangan penjajah Belanda pada tahun 1884.

Rabu, 05 Desember 2012

Indahnya Danau Tiga Warna Kelimutu

TAHUKAH KAMU DANAU DI INDONESIA YANG TERDIRI DARI TIGA MACAM WARNA?

Itulah Danau Kelimutu. Danau Kelimutu pada awalnya merupakan kawah Gunung Kelimutu yang berlokasi di Flores, Nusa Tenggara Timur. Lebih tepatnya, lokasi danau ini berada di Desa Pemo, Kecamatan Kelimutu, Kabupaten Ende. Saat terjadi hujan kawah tersebut menampung air dalam jumlah banyak sehingga pada akhirnya kawah tersebut berubah menjadi danau. Danau Kelimutu menampakkan fenomena alam yang unik, sehingga pernah masuk dalam deretan nominasi keajaiban dunia. Danau Kelimutu merupakan salah satu obyek menarik yang banyak dikunjungi di kawasan Taman Nasional Kelimutu.

Danau Kelimutu atau yang biasa juga dikenal dengan Danau Tiga Warna terdiri dari tiga danau yang sesuai dengan warnanya yang terpisah letaknya di sisi kanan dan kiri. Menurut kepercayaan penduduk setempat, warna-warna yang ada di danau masing-masing memiliki makna spiritual yang kuat. Danau berwarna biru atau "Tiwu Nuwa Muri Koo Fai" merupakan tempat berkumpulnya jiwa-jiwa muda-mudi yang telah meninggal. Danau yang berwarna merah atau "Tiwu Ata Polo"merupakan tempat berkumpulnya jiwa-jiwa orang yang telah meninggal dan selama ia hidup selalu melakukan kejahatan/tenung. Sedangkan danau berwarna putih atau "Tiwu Ata Mbupu" merupakan tempat berkumpulnya jiwa-jiwa orang tua yang telah meninggal.

Ketiga danau ini warnanya dapat berubah-ubah, sesuai dengan cuaca, kandungan mineral, serta pengaruh lumut dan bebatuan di kawah. Warnanya bisa hijau, hijau lumut, biru, coklat, kehitaman, putih dan merah. Bagi warga setempat, perubahan warna tersebut memiliki makna tersendiri. Waktu paling baik untuk mengunjungi Danau Tiga Warna adalah pagi hari. Pengunjung biasanya menginap di Kampung Moni sambil menunggu dini hari. Dini hari, mereka baru berangkat menuju Danau. Cottage kayu di Kampung Moni yang terletak di kaki Gunung Kelimutu bisa jadi pilihan tempat bermalam. Atau, Anda juga bisa memilih homestay milik warga setempat yang juga banyak bertebaran di Kampung Moni. Menjelang tengah hari hingga sore hari, kabut biasanya menyelimuti danau, sehingga pandangan jadi terhalang. Itulah sebabnya waktu-waktu ini tidak begitu dianjurkan untuk berkunjung ke Danau Tiga Warna. Jadi, tertarik untuk kesini, Guys? :)

Source

Selasa, 04 Desember 2012

Enaknya Kuliner Ombus-Ombus dari Medan


TAHUKAH KAMU MAKANAN OMBUS-OMBUS?
Pernah mendengar nama makanan yang satu ini? rasanya makanan yang satu ini sangat asing di telinga warga Jakarta. Ombus-ombus merupakan jenis makanan yang berasal dari Sumatera Utara. Makanan ini terbuat dari beras putih yang ditumbuk sampai halus dan dicampur dengan kelapa parut.

"Setelah dicampur dengan kelapa muda, ini bisa langsung disantap ataupun dikukus terlebih dulu," tukas Butet kepada Kompas Female, salah satu peserta Indonesia Food Gallery di Sedap Mighty Culinary 2012 yang menghadirkan makanan otentik suatu daerah.

Dalam kepercayaan masyarakat Medan, jenis makanan ini melambangkan rasa syukur atas panen yang bagus. Butet menambahkan bahwa makanan ini biasanya disajikan dalam berbagai perayaan seperti pernikahan, kematian, dan lain-lain.


BUAT TEMEN2 YANG PENGEN BUAT, KITA PUNYA RESEPNYA LOH.... :)
Bahan:

100 gr tepung ketan
100 gr kelapa muda, parut panjang
1/4 sdt garam
50 gr gula merah, sisir
Daun pandan, iris 2 cm
Daun pisang

Cara membuat:

Kukus tepung ketan, kelapa muda parut, garam, aduk rata hingga adonan berbutir.
Ambil daun pisang bentuk kerucut kecil, letakkan daun pandan iris, taruh 1 sendok makan adonan, isi 1/2 sdt gula merah, tutup kembali dnegan adonan, bungkus. Lakukan hingga adonan habis.
Masukkan dalam dandang yang telah dipanaskan, kukus sampai matang, angkat.
SELAMAT MENCOBA.....

Photo: TAHUKAH KAMU MAKANAN OMBUS-OMBUS?
Pernah mendengar nama makanan yang satu ini? rasanya makanan yang satu ini sangat asing di telinga warga Jakarta. Ombus-ombus merupakan jenis makanan yang berasal dari Sumatera Utara. Makanan ini terbuat dari beras putih yang ditumbuk sampai halus dan dicampur dengan kelapa parut.

"Setelah dicampur dengan kelapa muda, ini bisa langsung disantap ataupun dikukus terlebih dulu," tukas Butet kepada Kompas Female, salah satu peserta Indonesia Food Gallery di Sedap Mighty Culinary 2012 yang menghadirkan makanan otentik suatu daerah.

Dalam kepercayaan masyarakat Medan, jenis makanan ini melambangkan rasa syukur atas panen yang bagus. Butet menambahkan bahwa makanan ini biasanya disajikan dalam berbagai perayaan seperti pernikahan, kematian, dan lain-lain.
 BUAT TEMEN2 YANG PENGEN BUAT, KITA PUNYA RESEPNYA LOH.... :)
Bahan:

    100 gr tepung ketan
    100 gr kelapa muda, parut panjang
    1/4 sdt garam
    50 gr gula merah, sisir
    Daun pandan, iris 2 cm
    Daun pisang

Cara membuat:

    Kukus tepung ketan, kelapa muda parut, garam, aduk rata hingga adonan berbutir.
    Ambil daun pisang bentuk kerucut kecil, letakkan daun pandan iris, taruh 1 sendok makan adonan, isi 1/2 sdt gula merah, tutup kembali dnegan adonan, bungkus. Lakukan hingga adonan habis.
    Masukkan dalam dandang yang telah dipanaskan, kukus sampai matang, angkat.
SELAMAT MENCOBA.....

Sasando, Alat Musik Tradisional Mayarakat Rote


TAHUKAH KAMU ALAT MUSIK SASANDO?
Jika harpa, piano, dan gitar plastis menjadi temuan paling bersejarah dan berarti dalam dunia musik, maka sasando dari Pulau Rote layak mendapat penghargaan lebih.

Photo: TAHUKAH KAMU ALAT MUSIK SASANDO?
Jika harpa, piano, dan gitar plastis menjadi temuan paling bersejarah dan berarti dalam dunia musik, maka sasando dari Pulau Rote layak mendapat penghargaan lebih.

Alat musik tradisional masyarakat Rote itu telah ada sejak puluhan tahun lalu dan menghasilkan suara kombinasi dari tiga alat musik; harpa, piano, dan gitar plastis. Sasando bukan sekadar harpa, piano, atau gitar tetapi tiga alat musik dalam satu ritme, melodi, dan bass. Jadi meskipun merupakan alat musik tradisional, universalitas sasando berlaku menyeluruh.

Alat musik masyarakat Rote itu tergolong cordophone yang dimainkan dengan cara petik pada dawai yang terbuat dari kawat halus. Resonator sasando terbuat dari daun lontar yang bentuknya mirip wadah penampung air berlekuk-lekuk. Susunan notasinya bukan beraturan seperti alat musik pada umumnya melainkan memiliki notasi yang tidak beraturan dan tidak terlihat karena terbungkus resonator.

Sasando dimainkan dengan dua tangan dari arah berlawanan, kiri ke kanan dan kanan ke kiri. Tangan kiri berfungsi memainkan melodi dan bas, sementara tangan kanan bertugas memainkan accord. Sasando di tangan pemain ahlinya dapat menjadi harmoni yang unik. Sebab hanya dari satu alat musik, sebuah orkestra dapat diperdengarkan.

Sayang, sasando ibarat masterpiece maestro yang terpendam dan nyaris punah. Alat musik luar biasa itu terancam tinggal cerita manakala di tempat asalnya sendiri telah menjadi sesuatu yang asing. Sasando memang menyimpan kisah haru. Alat musik ciptaan dua pendeta asal Pulau Rote itu kini hanya dapat dipetik oleh delapan orang yang menjadi generasi terakhirnya.

Jacko H.A. Bullan boleh jadi merupakan salah satu generasi terakhir pewaris sasando Rote.  Anak pertama dari dua bersaudara itu tergugah untuk sadar dan bertahan memperpanjang umur sasando agar dapat terus mengalun di telinga generasi mendatang. Menurutnya, orang yang bisa memainkan sasando saat ini tinggal delapan orang termasuk dirinya. Dari jumlah itu, tiga orang di antaranya telah berusia di atas 30 tahun. Dan di NTT sendiri saat ini sudah tak ada satu pun yang bisa memainkan sasando.

Fakta pahit yang ada di lapangan menyatakan bahwa orang tua-orang tua yang demikian bangga memainkan sasando dalam berbagai upacara adat, lengkap dengan topi tilangga, pakaian, dan tarian adat, sebagian besar telah meninggal dunia. Mereka tidak meninggalkan warisan berupa buku atau sekolah yang bisa memandu generasi muda menjadi penerusnya.

Di ibu kota, Jack membuka rumahnya bagi siapa pun yang ingin belajar sasando. Namun, ia kembali dihadapkan pada kenyataan pahit bahwa sebagian besar murid yang datang adalah justru warga negara asing. Jack mengatakan bahwa hampir 90 persen orang asing dari mulai Jepang hingga Australia yang menjadi muridnya. Ia menyayangkan bila suatu saat kelak bangsa Indonesia terpaksa harus belajar ke luar negeri untuk sekadar memetik sasando.

Sementara itu, Direktur Promosi Luar Negeri Depbudpar, I Gde Pitana, mengatakan, sasando merupakan salah satu hasil karya maestro seni tradisi yang potensial untuk “dijual” di dunia internasional. ”Semua orang yang mendengarkan musik sasando hampir pasti tertarik,” katanya. Oleh karena itu, pihaknya kerap mengundang pemain sasando untuk turut berpartisipasi dalam ajang “consumer selling” ke beberapa target pasar utama pariwisata Indonesia. ”Ini juga bagian untuk melestarikan sasando dari ancaman kepunahan,” katanya. Dengan demikian Jacko H.A. Bullan tidak akan pernah menjadi generasi terakhir yang memetik dawai-dawai sasando.

Alat musik tradisional masyarakat Rote itu telah ada sejak puluhan tahun lalu dan menghasilkan suara kombinasi dari tiga alat musik; harpa, piano, dan gitar plastis. Sasando bukan sekadar harpa, piano, atau gitar tetapi tiga alat musik dalam satu ritme, melodi, dan bass. Jadi meskipun merupakan alat musik tradisional, universalitas sasando berlaku menyeluruh.

Alat musik masyarakat Rote itu tergolong cordophone yang dimainkan dengan cara petik pada dawai yang terbuat dari kawat halus. Resonator sasando terbuat dari daun lontar yang bentuknya mirip wadah penampung air berlekuk-lekuk. Susunan notasinya bukan beraturan seperti alat musik pada umumnya melainkan memiliki notasi yang tidak beraturan dan tidak terlihat karena terbungkus resonator.

Sasando dimainkan dengan dua tangan dari arah berlawanan, kiri ke kanan dan kanan ke kiri. Tangan kiri berfungsi memainkan melodi dan bas, sementara tangan kanan bertugas memainkan accord. Sasando di tangan pemain ahlinya dapat menjadi harmoni yang unik. Sebab hanya dari satu alat musik, sebuah orkestra dapat diperdengarkan.

Sayang, sasando ibarat masterpiece maestro yang terpendam dan nyaris punah. Alat musik luar biasa itu terancam tinggal cerita manakala di tempat asalnya sendiri telah menjadi sesuatu yang asing. Sasando memang menyimpan kisah haru. Alat musik ciptaan dua pendeta asal Pulau Rote itu kini hanya dapat dipetik oleh delapan orang yang menjadi generasi terakhirnya.

Jacko H.A. Bullan boleh jadi merupakan salah satu generasi terakhir pewaris sasando Rote. Anak pertama dari dua bersaudara itu tergugah untuk sadar dan bertahan memperpanjang umur sasando agar dapat terus mengalun di telinga generasi mendatang. Menurutnya, orang yang bisa memainkan sasando saat ini tinggal delapan orang termasuk dirinya. Dari jumlah itu, tiga orang di antaranya telah berusia di atas 30 tahun. Dan di NTT sendiri saat ini sudah tak ada satu pun yang bisa memainkan sasando.

Fakta pahit yang ada di lapangan menyatakan bahwa orang tua-orang tua yang demikian bangga memainkan sasando dalam berbagai upacara adat, lengkap dengan topi tilangga, pakaian, dan tarian adat, sebagian besar telah meninggal dunia. Mereka tidak meninggalkan warisan berupa buku atau sekolah yang bisa memandu generasi muda menjadi penerusnya.

Di ibu kota, Jack membuka rumahnya bagi siapa pun yang ingin belajar sasando. Namun, ia kembali dihadapkan pada kenyataan pahit bahwa sebagian besar murid yang datang adalah justru warga negara asing. Jack mengatakan bahwa hampir 90 persen orang asing dari mulai Jepang hingga Australia yang menjadi muridnya. Ia menyayangkan bila suatu saat kelak bangsa Indonesia terpaksa harus belajar ke luar negeri untuk sekadar memetik sasando.

Sementara itu, Direktur Promosi Luar Negeri Depbudpar, I Gde Pitana, mengatakan, sasando merupakan salah satu hasil karya maestro seni tradisi yang potensial untuk “dijual” di dunia internasional. ”Semua orang yang mendengarkan musik sasando hampir pasti tertarik,” katanya. Oleh karena itu, pihaknya kerap mengundang pemain sasando untuk turut berpartisipasi dalam ajang “consumer selling” ke beberapa target pasar utama pariwisata Indonesia. ”Ini juga bagian untuk melestarikan sasando dari ancaman kepunahan,” katanya. Dengan demikian Jacko H.A. Bullan tidak akan pernah menjadi generasi terakhir yang memetik dawai-dawai sasando.

Uniknya Masjid Terapung di Indonesia


TAHUKAH KAMU ADA MASJID TERAPUNG DI INDONESIA?

Ternyara tidak hanya pasar terapung dan rumah terapung saja yang , tetapi masjid terapung yang ada di Makassar ini juga menambah keunikan tentang Indonesia. Namanya Masjid 99 Al Makazzary. Selain berfungsi sebagai tempat ibadah umat Muslim, masjid ini juga dimanfaatkan masyarakat sebagai tempat wisata.

Photo: TAHUKAH KAMU ADA MASJID TERAPUNG DI INDONESIA?

Ternyara tidak hanya pasar terapung dan rumah terapung saja yang , tetapi masjid terapung yang ada di Makassar ini juga menambah keunikan tentang Indonesia. Namanya Masjid 99 Al Makazzary. Selain berfungsi sebagai tempat ibadah umat Muslim, masjid ini juga dimanfaatkan masyarakat sebagai tempat wisata.

Masjid 99 Al Makazzary merupakan masjid terapung pertama di Indonesia yang terletak di Pantai Losari, Makassar, Sulawesi Selatan. Masjid yang melambangkan Asmaul Husna baru didirikan dari dana sumbangan dermawan yang mampu menampung 500 jemaah. Masjid ini menjadi simbol kebanggaan masyarakat Makassar yang melambangkan makna keislaman, kebesaran dan kebanggaan.

Asmaul Husna melambangkan angka 99 dan Al Makazzary melambangkan salah seorang imam besar Masjidil Haram Syekh Yusuf. Dengan nama 99 Al Makazzary, masjid dengan biaya Rp 6 miliar bisa didirikan dan dana yang terkumpul hingga kini baru Rp 2 miliar. Keunikan Masjid 99 Al Makazzary berlantai 3 berdiameter 45 meter ini terletak di timur laut Pantai Losari yang berhadapan dengan rumah jabatan Wali Kota Makassar di Jl Penghibur, terlihat dari atas membentuk angka 99.

Terdapat dua kubah berdiameter 9 meter yang dibawahnya pengunjung dapat menggunakan tempat bersantai dan beristirahat dengan embusan angin pantai. Masyarakat bisa naik ke atas kubah yang melalui dua tangga samping yang mengelilingi masjid. Bangunan dengan memadukan konsep modern, kontemporer dan islami, Masjid 99 Al Makazzary terlihat indah berdiri di atas permukaan laut. Subhanallah :)

sumber : http://travel.kompas.com

Masjid 99 Al Makazzary merupakan masjid terapung pertama di Indonesia yang terletak di Pantai Losari, Makassar, Sulawesi Selatan. Masjid yang melambangkan Asmaul Husna baru didirikan dari dana sumbangan dermawan yang mampu menampung 500 jemaah. Masjid ini menjadi simbol kebanggaan masyarakat Makassar yang melambangkan makna keislaman, kebesaran dan kebanggaan.

Asmaul Husna melambangkan angka 99 dan Al Makazzary melambangkan salah seorang imam besar Masjidil Haram Syekh Yusuf. Dengan nama 99 Al Makazzary, masjid dengan biaya Rp 6 miliar bisa didirikan dan dana yang terkumpul hingga kini baru Rp 2 miliar. Keunikan Masjid 99 Al Makazzary berlantai 3 berdiameter 45 meter ini terletak di timur laut Pantai Losari yang berhadapan dengan rumah jabatan Wali Kota Makassar di Jl Penghibur, terlihat dari atas membentuk angka 99.

Terdapat dua kubah berdiameter 9 meter yang dibawahnya pengunjung dapat menggunakan tempat bersantai dan beristirahat dengan embusan angin pantai. Masyarakat bisa naik ke atas kubah yang melalui dua tangga samping yang mengelilingi masjid. Bangunan dengan memadukan konsep modern, kontemporer dan islami, Masjid 99 Al Makazzary terlihat indah berdiri di atas permukaan laut. Subhanallah :)

Asyiknya Berselancar di Sungai Kampar


TAHUKAH KAMU ADA SUNGAI YG BISA DIJADIKAN TEMPAT BERSELANCAR ?

Sungai Kampar

Sungai Kampar terdapat di Desa Teluk Meranti. Desa ini berada di timur laut dari Pekanbaru, Riau. Sungai ini unik karena bisa dijadikan sebagai tempat selancar. Biasanya olahraga surfing atau selancar dilakukan di laut tapi para surfer juga bisa melakukannya di sungai Kampar. Pada waktu-waktu tertentu, timbul ombak besar di Sungai Kampar. Tinggi ombak bisa mencapai enam sampai tujuh meter. Penduduk lokal menyebut ombak besar di Sungai Kampar sebagai Bono. 

Photo: TAHUKAH KAMU ADA SUNGAI YG BISA DIJADIKAN TEMPAT BERSELANCAR ?

Sungai Kampar

Sungai Kampar terdapat di Desa Teluk Meranti. Desa ini berada di timur laut dari Pekanbaru, Riau. Sungai ini unik karena bisa dijadikan sebagai tempat selancar. Biasanya olahraga surfing atau selancar dilakukan di laut tapi para surfer juga bisa melakukannya di sungai Kampar. Pada waktu-waktu tertentu, timbul ombak besar di Sungai Kampar. Tinggi ombak bisa mencapai enam sampai tujuh meter. Penduduk lokal menyebut ombak besar di Sungai Kampar sebagai Bono. 

Menurut masyarakat melayu lama ombak tinggi yang terdapat di sungai ini merupakan bentuk perwujudan 7 hantu ,karena dahulu gulungan ombak yang tinggi tersebut berjumlah tujuh buah , namaun sekarang hanya tinggal enam buah, disebut perwujudan hantu karena ombak ini tak jarang menghantam sampan masyarakat hingga hancur atau pun menggiring sampan2 tersebut hingga menabrak tebing sungai hingga hancur.

Ombak tersebut hanya tinggal 6 sekarang karena ketika pada masa penjajahan Belanda, kapal-kapal transportasi Belanda sangat mengalami kesulitan untuk memasuki Kuala Kampar akibat ombak ini. Salah seorang komandan pasukan Belanda memerintahkan untuk menembak dengan meriam ombak besar tersebut. Entah karena kebetulan atau karena hal lain, salah satu ombak besar yang kena tembak meriam Belanda tidak pernah muncul lagi sampai sekarang. Maka sekarang ini hanya terdapat 6 (enam) gulungan besar gelombang ombak Bono.Tujuh Hantu adalah 7 ombak dengan formasi 1 di depan dan diikuti dengan 6 gelombang di belakangnya. Karena 1 ombak terbesar telah dihancurkan Belanda sehingga ombak Bono besar hanya tersisa 6 ombak dengan formasi hampir sejajar memasuki Kuala Kampar. Mengenai kapal Belanda dan orang-orangnya tidak pernah diketemukan sampai sekarang.

Gimana guyz mau coba berselancar di sana ? :DDD ,atau mungkin ad sungai sejenis ditempat kalian?,,, share infonya yaaaa :D

Menurut masyarakat melayu lama ombak tinggi yang terdapat di sungai ini merupakan bentuk perwujudan 7 hantu ,karena dahulu gulungan ombak yang tinggi tersebut berjumlah tujuh buah , namaun sekarang hanya tinggal enam buah, disebut perwujudan hantu karena ombak ini tak jarang menghantam sampan masyarakat hingga hancur atau pun menggiring sampan2 tersebut hingga menabrak tebing sungai hingga hancur.

Ombak tersebut hanya tinggal 6 sekarang karena ketika pada masa penjajahan Belanda, kapal-kapal transportasi Belanda sangat mengalami kesulitan untuk memasuki Kuala Kampar akibat ombak ini. Salah seorang komandan pasukan Belanda memerintahkan untuk menembak dengan meriam ombak besar tersebut. Entah karena kebetulan atau karena hal lain, salah satu ombak besar yang kena tembak meriam Belanda tidak pernah muncul lagi sampai sekarang. Maka sekarang ini hanya terdapat 6 (enam) gulungan besar gelombang ombak Bono.Tujuh Hantu adalah 7 ombak dengan formasi 1 di depan dan diikuti dengan 6 gelombang di belakangnya. Karena 1 ombak terbesar telah dihancurkan Belanda sehingga ombak Bono besar hanya tersisa 6 ombak dengan formasi hampir sejajar memasuki Kuala Kampar. Mengenai kapal Belanda dan orang-orangnya tidak pernah diketemukan sampai sekarang.

Gimana guyz mau coba berselancar di sana ? :DDD ,atau mungkin ad sungai sejenis ditempat kalian?,,, share infonya yaaaa :D

Anak Indonesia yang Menjuarai Kompetisi IT Dunia


TAHUKAH KAMU anak Indonesia yang menjuarai kompetisi IT dunia dengan game edukasi buatannya sendiri?

Dialah Fahma Waluya Romansyah. Keluarga Romansyah yang tinggal di Kota Bandung, yang mempunyai putera dan puteri bernama Fahma Waluya Romansyah (13) dan Hania Pracika (9). Terlahir dari lingkungan keluarga yang menomorsatukan pendidikan, Fahma tumbuh menjadi anak yang mandiri dan penyayang. Kecerdasannya sudah nampak sejak ia berusia 3 tahun, dengan seringnya main game di komputer dan membuat aplikasi seru di word point yang diajarkan ayahnya.

Photo: TAHUKAH KAMU bocal asal Indonesia yang menjuarai kompetisi IT dunia dengan game edukasi buatannya sendiri?

Dialah Fahma Waluya Romansyah. Keluarga Romansyah yang tinggal di Kota Bandung, yang mempunyai putera dan puteri bernama Fahma Waluya Romansyah (13) dan Hania Pracika (9). Terlahir dari lingkungan keluarga yang menomorsatukan pendidikan, Fahma tumbuh menjadi anak yang mandiri dan penyayang. Kecerdasannya sudah nampak sejak ia berusia 3 tahun, dengan seringnya main game di komputer dan membuat aplikasi seru di word point yang diajarkan ayahnya.

Awal mula tercetusnya ide untuk membuat games edukasi, ketika adiknya, Hania berusia 3 tahun mempunyai kebiasaan sama dengan Fahma yaitu main game tetapi di handphone milik ibunya. melihat hal itu Fahma gelisah takut adiknya lupa dan malas belajar, akhirnya mencoba membuatkan game untuk adiknya dengan aplikasi word point dan penambahan animasi lainnya dengan mengusung game edukasi yang ada angka dan hurufnya, agar adiknya pandai membaca.

Setelah sukses dengan satu game, Fahma semakin tertantang membuat aplikasi game lainnya yang lebih meningkat, semua terinspirasi dari pelajaran-pelajaran Hania disekolahnya, ayahnya pun mendukung dengan membeli proyek game puteranya ini walau hanya dengan traktiran pizza, tapi merasa ter apresiasi.

Semakin lama, bakat Fahma tak hanya ada pada pembuatan game, soal robotic dan main gitar pun dikuasainya, sampai pada pertandingan robotic pernah menjuarainya di Kota Bandung. Untuk main gitar, Fahma suka menyelipkan permainannya pada aplikasi game yang dibuatnya.

Ayah Fahma yang bekerja sebagai dosen di ITB sangat mudah mengakses kegiatan masalah IT dan info perlombaan yang menyangkut hal ini, sampai Fahma dan Hania diikutsertakan dalam ajang lomba INAICTA 2010 dan APICTA berhasil menyabet juara I dan aplikasi game yang bernama BAHANA (Belajar huruf, angka dan warna) dipajang pada OVI Store dan memperoleh predikat Youngest Ovi Developer dari Nokia Finlandia.

Prestasinya yang luar biasa ini membawa niat Fahma mewujudkan untuk mendirikan sekolah komputer di daerah Cigadung Bandung dengan nama SKACI (Sekolah Komputer Aku Cinta Indonesia) Pelajarannya macam-macam ada pelajaran komputer, gambar, presentasi, animasi, multimedia dan lain-lain yang jelas bikin semua anak jago komputer, bahkan ada beasiswanya bagi anak-anak yang kurang mampu.

Wah kecil-kecil sudah bisa membuat prestasi yang mengharumkan nama bangsa Indonesia ya. Bagaimana dengan kalian, Friends? Ayo kita buktikan bahwa kita juga dapat menjadi sesuatu yang dibanggakan oleh Indonesia nanti. :)

Awal mula tercetusnya ide untuk membuat games edukasi, ketika adiknya, Hania berusia 3 tahun mempunyai kebiasaan sama dengan Fahma yaitu main game tetapi di handphone milik ibunya. melihat hal itu Fahma gelisah takut adiknya lupa dan malas belajar, akhirnya mencoba membuatkan game untuk adiknya dengan aplikasi word point dan penambahan animasi lainnya dengan mengusung game edukasi yang ada angka dan hurufnya, agar adiknya pandai membaca.

Setelah sukses dengan satu game, Fahma semakin tertantang membuat aplikasi game lainnya yang lebih meningkat, semua terinspirasi dari pelajaran-pelajaran Hania disekolahnya, ayahnya pun mendukung dengan membeli proyek game puteranya ini walau hanya dengan traktiran pizza, tapi merasa ter apresiasi.

Semakin lama, bakat Fahma tak hanya ada pada pembuatan game, soal robotic dan main gitar pun dikuasainya, sampai pada pertandingan robotic pernah menjuarainya di Kota Bandung. Untuk main gitar, Fahma suka menyelipkan permainannya pada aplikasi game yang dibuatnya.

Ayah Fahma yang bekerja sebagai dosen di ITB sangat mudah mengakses kegiatan masalah IT dan info perlombaan yang menyangkut hal ini, sampai Fahma dan Hania diikutsertakan dalam ajang lomba INAICTA 2010 dan APICTA berhasil menyabet juara I dan aplikasi game yang bernama BAHANA (Belajar huruf, angka dan warna) dipajang pada OVI Store dan memperoleh predikat Youngest Ovi Developer dari Nokia Finlandia.

Prestasinya yang luar biasa ini membawa niat Fahma mewujudkan untuk mendirikan sekolah komputer di daerah Cigadung Bandung dengan nama SKACI (Sekolah Komputer Aku Cinta Indonesia) Pelajarannya macam-macam ada pelajaran komputer, gambar, presentasi, animasi, multimedia dan lain-lain yang jelas bikin semua anak jago komputer, bahkan ada beasiswanya bagi anak-anak yang kurang mampu.

Wah kecil-kecil sudah bisa membuat prestasi yang mengharumkan nama bangsa Indonesia ya. Bagaimana dengan kalian, Friends? Ayo kita buktikan bahwa kita juga dapat menjadi sesuatu yang dibanggakan oleh Indonesia nanti. :)

Benteng Terbesar di Asia Tenggara Ada di Bengkulu


TAHUKAH KAMU benteng terbesar di Asia tenggara terletak di Indonesia?
Yap, tepatnya di kota Bengkulu. Benteng Marlborough yang berdiri di tanah seluas 44.100 m² dengan panjang 240,5 m dan lebar 170,5 m, merupakan benteng pertahanan yang dibangun oleh Inggris. Dinamakan Marlborough adalah untuk menghormati John Churcill yang saat itu bergelar Duke of Marlborough.
Namun, benteng yang tadinya bertujuan sebagai pertahanan beralih fungsi sebagai pusat perdagangan komoditi lada dan pusat pengawasan jalur Selat Malaka.
Arsitekturnya sangat unik berbentuk mirip kura-kura dan di bagian paling belakang bangunan terdapat 3 makam orang Inggris.

Photo: TAHUKAH KAMU benteng terbesar di Asia tenggara terletak di Indonesia?
Yap, tepatnya di kota Bengkulu. Benteng Marlborough yang berdiri di tanah seluas 44.100 m² dengan panjang 240,5 m dan lebar 170,5 m, merupakan benteng pertahanan yang dibangun oleh Inggris. Dinamakan Marlborough adalah untuk menghormati John Churcill yang saat itu bergelar Duke of Marlborough.
Namun, benteng yang tadinya bertujuan sebagai pertahanan beralih fungsi sebagai pusat perdagangan komoditi lada dan pusat pengawasan jalur Selat Malaka.
Arsitekturnya sangat unik berbentuk mirip kura-kura dan di bagian paling belakang bangunan terdapat 3 makam orang Inggris.

Pulau Miangas, Pulau yang Sempat Diperebutkan Indonesia dan Filipina


Photo: TAHUKAH KAMU Sebelum terkenal dengan keindahannya, Pulau Miangas lebih dulu terkenal karena menjadi pulau yang direbutkan oleh Indonesia dan Filipina?

Miangas adalah pulau terluar Indonesia yang terletak dekat perbatasan antara Indonesia dengan Filipina. Pulau ini termasuk ke dalam desa Miangas, kecamatan Nanusa, Kabupaten Kepulauan Talaud, provinsi Sulawesi Utara, Indonesia. Miangas adalah salah satu pulau yang tergabung dalam gugusan Kepulauan Nanusa yang berbatasan langsung dengan Filipina.

Pulau ini merupakan salah satu pulau terluar Indonesia sehingga rawan masalah perbatasan, terorisme serta penyelundupan. Pulau ini memiliki luas sekitar 3,15 km². Jarak Pulau Miangas dengan Kecamatan Nanusa adalah sekitar 145 mil, sedangkan jarak ke Filipina hanya 48 mil. Pulau Miangas memiliki jumlah penduduk sebanyak 678 jiwa (2003) dengan mayoritas adalah Suku Talaud. Perkawinan dengan warga Filipina tidak bisa dihindarkan lagi dikarenakan kedekatan jarak dengan Filipina. Bahkan beberapa laporan mengatakan mata uang yang digunakan di pulau ini adalah peso.

Belanda menguasai pulau ini sejak tahun 1677. Filipina sejak 1891 memasukkan Miangas ke dalam wilayahnya. Miangas dikenal dengan nama La Palmas dalam peta Filipina. Belanda kemudian bereaksi dengan mengajukan masalah Miangas ke Mahkamah Arbitrase Internasional. Mahkamah Arbitrase Internasional dengan hakim Max Huber pada tanggal 4 April 1928 kemudian memutuskan Miangas menjadi milik sah Belanda (Hindia Belanda). Filipina kemudian menerima keputusan tersebut.

Translation:
Miangas was the most outside Indonesian island that was located close to the border between Indonesia and the Philippines. This island included into the Miangas village, the Nanusa subdistrict, Kabupaten Kepulauan Talaud, the North Sulawesi province, Indonesia.

Miangas was one of the islands that was bundled into the group of the Nanusa Island that shared directly a border with the Philippines. This island was one of the most outside Indonesian islands so as the problem danger of the border, terrorism as well as the smuggling. This island had the area around 3,15 km. The distance of the Miangas Island with the Nanusa Subdistrict was around 145 mile, whereas the distance to the Philippines only 48 mile. The Miangas island had the number of inhabitants totalling 678 souls (2003) with the majority was the Talaud Ethnic Group. The marriage could not be with the Pilipino resident avoided still was caused by the nearness of the distance with the Philippines.

Moreover several reports said currency that was used in this island was peso. The Netherlands controlled this island since 1677. The Philippines since 1891 put Miangas into its territory. 

Miangas was known by the name of La Palmas in the Philippino map. The Netherlands afterwards reacted by putting forward the Miangas problem to the Arbitrase Internasional Court. The Arbitrase Internasional court with the judge Max Huber on April 4 1928 afterwards decided Miangas became legal Dutch property (the Dutch East Indies). The Philippines afterwards accepted this decision.

TAHUKAH KAMU Sebelum terkenal dengan keindahannya, Pulau Miangas lebih dulu terkenal karena menjadi pulau yang direbutkan oleh Indonesia dan Filipina?

Miangas adalah pulau terluar Indonesia yang terletak dekat perbatasan antara Indonesia dengan Filipina. Pulau ini termasuk ke dalam desa Miangas, kecamatan Nanusa, Kabupaten Kepulauan Talaud, provinsi Sulawesi Utara, Indonesia. Miangas adalah salah satu pulau yang tergabung dalam gugusan Kepulauan Nanusa yang berbatasan langsung dengan Filipina.

Pulau ini merupakan salah satu pulau terluar Indonesia sehingga rawan masalah perbatasan, terorisme serta penyelundupan. Pulau ini memiliki luas sekitar 3,15 km². Jarak Pulau Miangas dengan Kecamatan Nanusa adalah sekitar 145 mil, sedangkan jarak ke Filipina hanya 48 mil. Pulau Miangas memiliki jumlah penduduk sebanyak 678 jiwa (2003) dengan mayoritas adalah Suku Talaud. Perkawinan dengan warga Filipina tidak bisa dihindarkan lagi dikarenakan kedekatan jarak dengan Filipina. Bahkan beberapa laporan mengatakan mata uang yang digunakan di pulau ini adalah peso.

Belanda menguasai pulau ini sejak tahun 1677. Filipina sejak 1891 memasukkan Miangas ke dalam wilayahnya. Miangas dikenal dengan nama La Palmas dalam peta Filipina. Belanda kemudian bereaksi dengan mengajukan masalah Miangas ke Mahkamah Arbitrase Internasional. Mahkamah Arbitrase Internasional dengan hakim Max Huber pada tanggal 4 April 1928 kemudian memutuskan Miangas menjadi milik sah Belanda (Hindia Belanda). Filipina kemudian menerima keputusan tersebut.

Translation:
Miangas was the most outside Indonesian island that was located close to the border between Indonesia and the Philippines. This island included into the Miangas village, the Nanusa subdistrict, Kabupaten Kepulauan Talaud, the North Sulawesi province, Indonesia.

Miangas was one of the islands that was bundled into the group of the Nanusa Island that shared directly a border with the Philippines. This island was one of the most outside Indonesian islands so as the problem danger of the border, terrorism as well as the smuggling. This island had the area around 3,15 km. The distance of the Miangas Island with the Nanusa Subdistrict was around 145 mile, whereas the distance to the Philippines only 48 mile. The Miangas island had the number of inhabitants totalling 678 souls (2003) with the majority was the Talaud Ethnic Group. The marriage could not be with the Pilipino resident avoided still was caused by the nearness of the distance with the Philippines.

Moreover several reports said currency that was used in this island was peso. The Netherlands controlled this island since 1677. The Philippines since 1891 put Miangas into its territory. 

Miangas was known by the name of La Palmas in the Philippino map. The Netherlands afterwards reacted by putting forward the Miangas problem to the Arbitrase Internasional Court. The Arbitrase Internasional court with the judge Max Huber on April 4 1928 afterwards decided Miangas became legal Dutch property (the Dutch East Indies). The Philippines afterwards accepted this decision.

Minggu, 25 November 2012

Solusi Terbaru untuk Masalah Kesehatan di Daerah Terpencil


Selamat malam teman-teman Do you Know?
Kali ini kita bakal bahas teknologi terbaru untuk mengatasi masalah kesehatan di daerah terpencil.

TAHUKAH KAMU V-SCAN?



Economist Intelligence Unit (EIU) tahun 2010 mengadakan penelitian tentang kesehatan di Indonesia. Penelitian yang disponsori GE ini menggambarkan situasi di Indonesia yang memprihatinkan, dimana di daerah pedesaan satu dokter berbanding dengan lebih dari 16 ribu pasien. Selain itu angka dari WHO (2009) menyebutkan tingkat kematian ibu dan anak Indonesia tertinggi di Asia Tenggara, dua kali lebih besar dibandingkan negara yang berpendapatan sama seperti Filipina,Thailand dan Vietnam.

Salah satu akar permasalahan ini menurut laporan dari EIU ini adalah kurangnya infrastruktur untuk menghubungkan desa dengan pusat – pusat kesehatan.

Salah satu cara yang diusulkan untuk mengatasi situasi ini adalah melalui inovasi. Teknologi yang sesuai dengan kondisi geografis kepulauan Indonesia amat dibutuhkan. Teknologi ini juga harus dapat beradaptasi dengan situasi pedesaan dengan infrastruktur yang minim.

Menjawab tantangan ini, GE meluncurkan produk Vscan di Indonesia (2011). Vscan merupakan USG portabel sebesar telepon genggam dengan bobot hanya 390 gram. Dengan Vscan, dokter bisa memeriksa detak jantung dan gerakan bayi di dalam rahim, tekanan darah, organ dalam perut, kandung kemih, sampai jantung.

Data Vscan disimpan dalam kartu microSD atau microSDHC dengan kapasitas hingga 32 gigabita. Baterai Vscan dapat bertahan hingga satu jam dan bisa diisi ulang. Sangat cocok di area terpencil di Indonesia dengan pasokan listrik yang tidak memadai.

Dengan inovasi seperti Vscan, GE dapat menjalankan fokus rural healthcare-nya yaitu mendukung peningkatan layanan kesehatan di daerah rural Indonesia.

Selain itu, inovasi tepat guna semacam ini selaras dengan prakarsa global GE yaitu healthymagination yaitu komitmen GE untuk membantu negara-negara di dunia meningkatkan mutu layanan kesehatan serta memperluas akses rakyat pada layanan tersebut, juga menekan biayanya.

Dengan alat kesehatan berukuran kecil seperti Vscan, layanan kesehatan akan meningkat dan aksesnya pun menjadi lebih luas sampai ke desa-desa, karena pemeriksaan kesehatan dapat dilakukan dengan lebih akurat, apalagi untuk memindai kehamilan para wanita di daerah terpencil yang biasanya tak terjangkau peralatan pemindai tubuh.

Lihat video tentang peran Vscan di daerah pedesaan Indonesia dan ketahui lebih jauh tentang Vscan dari GE di sini: http://www.healthymagination.com/progress/technology/vscan-ultrasound/

Sabtu, 24 November 2012

Dua Presiden Tak Dikenal di Indonesia


TAHUKAH KAMU ADA DUA PRESIDEN YANG TAK DI KENAL DI INDONESIA ? 

Indonesia bukanlah negara yang jumlah Presidennya banyak. Bandingkan dengan Amerika Serikat yang sudah memiliki 44 Presiden, Indonesia masih dalam hitungan jari tangan sehingga mudah diingat. Tapi coba tanyakan pada anak-anak muda siapa saja nama Presiden Indonesia. Mungkin yang disebut hanya Soekarno, Soeharto, Habibie, Gus Dur, Megawati, dan SBY. Ada dua nama yang terlewat, yakni Sjafruddin Prawiranegara dan Mr.Assaat.

Faktanya, Sjafrudin Prawiranegara pernah ditugaskan sebagai Presiden/Ketua PDRI (Pemerintah Darurat Republik Indonesia) pada tahun 1948 untuk menjalankan roda pemerintahan dari Bukittinggi, sebab saat itu Soekarno dan Hatta ditangkap Belanda pada Agresi Militer II. Lain lagi dengan Mr.Assaat. Tokoh yang ikut ditangkap Belanda dan diasingkan ke Pulau Bangka bersama Soekarno dan Hatta ini sempat menjadi Acting Presiden Republik Indonesia alias pemangku sementara jabatan Presiden sejak Desember 1949 hingga Agustus 1950.

Kira-kira masih ada lagi gak ya yang pernah menjabat sebagai Presiden RI tapi tidak diketahui,,, kalau seandainya masih ada yang kalian tau, share infonya yaa :)

Photo: TAHUKAH KAMU ADA DUA PRESIDEN YANG TAK DI KENAL DI INDONESIA ? 

Indonesia bukanlah negara yang jumlah Presidennya banyak. Bandingkan dengan Amerika Serikat yang sudah memiliki 44 Presiden, Indonesia masih dalam hitungan jari tangan sehingga mudah diingat. Tapi coba tanyakan pada anak-anak muda siapa saja nama Presiden Indonesia. Mungkin yang disebut hanya Soekarno, Soeharto, Habibie, Gus Dur, Megawati, dan SBY. Ada dua nama yang terlewat, yakni Sjafruddin Prawiranegara dan Mr.Assaat.

Faktanya, Sjafrudin Prawiranegara pernah ditugaskan sebagai Presiden/Ketua PDRI (Pemerintah Darurat Republik Indonesia) pada tahun 1948 untuk menjalankan roda pemerintahan dari Bukittinggi, sebab saat itu Soekarno dan Hatta ditangkap Belanda pada Agresi Militer II. Lain lagi dengan Mr.Assaat. Tokoh yang ikut ditangkap Belanda dan diasingkan ke Pulau Bangka bersama Soekarno dan Hatta ini sempat menjadi Acting Presiden Republik Indonesia alias pemangku sementara jabatan Presiden sejak Desember 1949 hingga Agustus 1950.

kira2 masih ada lagi gak ya yang pernah menjabat sebagai Presiden RI tp tidak diketahui,,, kalo seandainya masih ada yang kalian tau,,, share infonya yaa :)

Perancang Menara Kuala Lumpur Malysia ternyata Putra Indonesia


TAHUKAH KAMU PERANCANG MENARA KUALA LUMPUR TERNYATA ADALAH PUTRA INDONESIA SEJATI? 

Photo: TAHUKAH KAMU PERANCANG MENARA KUALA LUMPUR TERNYATA ADALAH PUTRA INDONESIA SEJATI? 

Menara Kuala Lumpur (KL) yang dimiliki oleh Malaysia saat ini, merupakan salah satu dari empat menara tertinggi di dunia. Menara KL yang puncaknya menyentuh angkasa 421 m, dibangun sejak tahun 1994 dan diresmikan penggunaannya oleh PM Dr. Mahathir Mohamad pada September 1996. Merupakan menara keempat tertinggi di dunia setelah Menara CN (Kanada, 553 m), Menara Ostankino (Rusia, 537 m), dan Menara Shanghai (China, 460 m). Bandingkan dengan ketinggian Monas, kebanggan masyarakat Indonesia yang menjulur 132 m ke udara.

Namun, Malaysia boleh berbangga dengan menaranya, karena kebanggaannya itu merupakan rancangan yang terlahir dari tangan "Ir. Achmad Moerdijat", salah satu putra terbaik Indonesia lulusan Insitut Teknologi Bandung (ITB), yang sudah sejak lama bermukim di negeri jiran itu.

Selain ketinggiannya, Menara KL memiliki keunikan, yaitu konstruksi bangunannya dirancang sedemikian rupa, sehingga bila terjadi gempa bumi atau angin ribut, menara ini dengan lentur mengikuti arah tiupan angin atau goyangan gempa hingga sejauh 1,5 m di bagian puncaknya. Dan jika gejala alam itu terjadi, orang yang sedang berada di dalamnya, tidak akan merasakan gerakan apa-apa, sejak menara itu condong hingga kembali ke posisi semula.

Pondasi Menara KL ini dibuat sampai kedalaman 117 m, membutuhkan semen sekitar 7.100 m³, dan selama dua minggu terus-menerus menuangkannya. Pembangunan menara yang mengisap dana tak kurang dari RM 250 juta (± Rp. 267,5 miliar) kala itu, digarap oleh kontraktor asal Jerman yang sudah berpengalaman, dan terkenal dengan karya-karya raksasanya sejak 1875. Berbobot mati 100.000 ton, Menara KL merupakan adikarya ke-11 perusahaan kontraktor tersebut.

Dengan luas lantai 7.700 m², pada dasar menara terdiri atas tiga bagian utama, yaitu fondasi, badan, dan kepala menara, serta terbagi dalam tujuh tingkat dengan fungsi yang berlainan. Pintu utama menara terbuat dari batu marmer yang dipesan khusus sehingga mirip dengan pemandangan luar Taj Mahal di India.

Pada beberapa tempat di sekelilingnya dipasang kaca berkimia untuk mencegah masuknya polusi udara ke dalam menara. Mungkin juga termasuk jerebu alias asap yang mungkin datang lagi akibat kebakaran hutan di Indonesia.

Desain puncak menara yang berbentuk nenas itu di ilhami oleh nama kawasan Bukit Nenas, tempat menara didirikan. Bagian luar dan dalam puncak menara diberi sentuhan ukiran bercirikan Islami yang dibuat oleh para seniman dari Timur Tengah.

Ada 12 buah lampu yang mengelilingi menara, masing-masing berharga RM 1.500. Semuanya menyala selama 24 jam dan menyuguhkan keindangan tersendiri di waktu malam hari.


Ini masih salah satu hasil karya Putra Terbaik Indonesia di dalam perkembangan Malaysia dan tentunya masih banyak lagi hasil karya  warga Indonesia yang ada di negara-negara lain. Lalu bagaimana dengan putra-putri Indonesia yang ada di "rumah" sendiri?

Menara Kuala Lumpur (KL) yang dimiliki oleh Malaysia saat ini, merupakan salah satu dari empat menara tertinggi di dunia. Menara KL yang puncaknya menyentuh angkasa 421 m, dibangun sejak tahun 1994 dan diresmikan penggunaannya oleh PM Dr. Mahathir Mohamad pada September 1996. Merupakan menara keempat tertinggi di dunia setelah Menara CN (Kanada, 553 m), Menara Ostankino (Rusia, 537 m), dan Menara Shanghai (China, 460 m). Bandingkan dengan ketinggian Monas, kebanggan masyarakat Indonesia yang menjulur 132 m ke udara.

Namun, Malaysia boleh berbangga dengan menaranya, karena kebanggaannya itu merupakan rancangan yang terlahir dari tangan "Ir. Achmad Moerdijat", salah satu putra terbaik Indonesia lulusan Insitut Teknologi Bandung (ITB), yang sudah sejak lama bermukim di negeri jiran itu.

Selain ketinggiannya, Menara KL memiliki keunikan, yaitu konstruksi bangunannya dirancang sedemikian rupa, sehingga bila terjadi gempa bumi atau angin ribut, menara ini dengan lentur mengikuti arah tiupan angin atau goyangan gempa hingga sejauh 1,5 m di bagian puncaknya. Dan jika gejala alam itu terjadi, orang yang sedang berada di dalamnya, tidak akan merasakan gerakan apa-apa, sejak menara itu condong hingga kembali ke posisi semula.

Pondasi Menara KL ini dibuat sampai kedalaman 117 m, membutuhkan semen sekitar 7.100 m³, dan selama dua minggu terus-menerus menuangkannya. Pembangunan menara yang mengisap dana tak kurang dari RM 250 juta (± Rp. 267,5 miliar) kala itu, digarap oleh kontraktor asal Jerman yang sudah berpengalaman, dan terkenal dengan karya-karya raksasanya sejak 1875. Berbobot mati 100.000 ton, Menara KL merupakan adikarya ke-11 perusahaan kontraktor tersebut.

Dengan luas lantai 7.700 m², pada dasar menara terdiri atas tiga bagian utama, yaitu fondasi, badan, dan kepala menara, serta terbagi dalam tujuh tingkat dengan fungsi yang berlainan. Pintu utama menara terbuat dari batu marmer yang dipesan khusus sehingga mirip dengan pemandangan luar Taj Mahal di India.

Pada beberapa tempat di sekelilingnya dipasang kaca berkimia untuk mencegah masuknya polusi udara ke dalam menara. Mungkin juga termasuk jerebu alias asap yang mungkin datang lagi akibat kebakaran hutan di Indonesia.

Desain puncak menara yang berbentuk nenas itu di ilhami oleh nama kawasan Bukit Nenas, tempat menara didirikan. Bagian luar dan dalam puncak menara diberi sentuhan ukiran bercirikan Islami yang dibuat oleh para seniman dari Timur Tengah.

Ada 12 buah lampu yang mengelilingi menara, masing-masing berharga RM 1.500. Semuanya menyala selama 24 jam dan menyuguhkan keindangan tersendiri di waktu malam hari.


Ini masih salah satu hasil karya Putra Terbaik Indonesia di dalam perkembangan Malaysia dan tentunya masih banyak lagi hasil karya warga Indonesia yang ada di negara-negara lain. Lalu bagaimana dengan putra-putri Indonesia yang ada di "rumah" sendiri?