Sabtu, 24 November 2012

Kabuenga, Tradisi Cari Jodoh sambil Berbelanja


TAHUKAN KAMU TRADISI MENCARI JODOH PALING UNIK DI INDONESIA?

Tradisi itu adalah tradisi Kabuenga. Kabuenga merupakan tradisi khas Wakatobi. Kabuenga sudah ada sejak dahulu kala, konon sejak masa keemasan Kerajaan Buton. Tradisi ini bermula ketika kaum para pemuda maupun gadis setempat jarang mempunyai kesempatan bersua. Dahulu para pemuda sering berlayar untuk merantau atau lebih banyak di laut sehingga sulit bertemu dengan para gadis. Karena itulah, para lelaki dan perempuan lajang kemudian dipertemukan dalam Kabuenga. Mereka semua berkumpul di lapangan.

Saat prosesi ini, para perempuan berjualan makanan dan minuman. Mereka berpakaian khas setempat yang disebut wolio dan berkonde. Uniknya, konde yang dipakai para gadis berbeda dengan wanita yang sudah beristri. Para gadis memakai konde berbentuk bundar, sedangkan perempuan menikah menggunakan konde yang berkuncir lancip ke belakang.

Photo: TAHUKAN KAMU TRADISI MENCARI JODOH PALING UNIK DI INDONESIA?

Tradisi itu adalah tradisi Kabuenga. Kabuenga merupakan tradisi khas Wakatobi. Kabuenga sudah ada sejak dahulu kala, konon sejak masa keemasan Kerajaan Buton. Tradisi ini bermula ketika kaum para pemuda maupun gadis setempat jarang mempunyai kesempatan bersua. Dahulu para pemuda sering berlayar untuk merantau atau lebih banyak di laut sehingga sulit bertemu dengan para gadis. Karena itulah, para lelaki dan perempuan lajang kemudian dipertemukan dalam Kabuenga. Mereka semua berkumpul di lapangan.

Saat prosesi ini, para perempuan berjualan makanan dan minuman. Mereka berpakaian khas setempat yang disebut wolio dan berkonde. Uniknya, konde yang dipakai para gadis berbeda dengan wanita yang sudah beristri. Para gadis memakai konde berbentuk bundar, sedangkan perempuan menikah menggunakan konde yang berkuncir lancip ke belakang.

Perbedaan bentuk konde ini tentu memudahkan para pemuda mencari tambatan hati masing-masing. Dahulu, pria yang tertarik dengan seorang perempuan itu akan membeli makanan ataupun minumannya. Dari jual beli makanan ini diharapkan lelaki akan melanjutkan hubungannya dengan menyambangi rumah sang pujaan hati. Biasanya hubungan berlanjut ke jenjang pernikahan. Bisa dalam waktu dekat, bisa juga lama tergantung penerimaan kedua belah pihak.

Terlepas dari itu, para gadis duduk manis di lapangan. Di hadapan mereka, tersaji nampan-nampan cantik berisi masakan khas Wakatobi yang disebut liwo. Misalnya, kasuami dan kasuami pepe, nasi bambu dan lepat. Kasuami dan kasuami pepe adalah makanan khas Wakatobi yang berasal dari singkong. Selain menampilkan makanan dan minuman khas Wakatobi, biasanya berbagai tarian juga ditampilkan. Tentunya karena ini adalah ajang mencari jodoh, tarian yang ditampilkan adalah tarian yang melambangkan pernikahan.

Perbedaan bentuk konde ini tentu memudahkan para pemuda mencari tambatan hati masing-masing. Dahulu, pria yang tertarik dengan seorang perempuan itu akan membeli makanan ataupun minumannya. Dari jual beli makanan ini diharapkan lelaki akan melanjutkan hubungannya dengan menyambangi rumah sang pujaan hati. Biasanya hubungan berlanjut ke jenjang pernikahan. Bisa dalam waktu dekat, bisa juga lama tergantung penerimaan kedua belah pihak.

Terlepas dari itu, para gadis duduk manis di lapangan. Di hadapan mereka, tersaji nampan-nampan cantik berisi masakan khas Wakatobi yang disebut liwo. Misalnya, kasuami dan kasuami pepe, nasi bambu dan lepat. Kasuami dan kasuami pepe adalah makanan khas Wakatobi yang berasal dari singkong. Selain menampilkan makanan dan minuman khas Wakatobi, biasanya berbagai tarian juga ditampilkan. Tentunya karena ini adalah ajang mencari jodoh, tarian yang ditampilkan adalah tarian yang melambangkan pernikahan.

0 comments:

Posting Komentar