Sabtu, 24 November 2012

Rumah Makan berbentuk Kapal


Photo: TAHUKAH KAMU RUMAH MAKAN KAPAL DI REMBANG?
yang request rembang harus nyoba makan disini ya hehehe

 REMBANG - Jika melakukan perjalanan darat via jalur Pantai Utara (Pantura) rute Jakarta-Semarang-Surabaya atau sebaliknya. Saat sampai di Kecamatan Sarang, Kabupaten Rembang, Jawa Tengah (40 Km Timur Rembang), Anda akan menjumpai rumah atau bangunan unik persis di tepi/sisi utara jalan raya Pantura.

Bangunan rumah itu berbentuk/desain "kapal", nyaris persis dengan kapal-kapal penangkap ikan yang lazim digunakan para nelayan setempat melaut. Tapi fungsi bangunan ini bukan untuk sesuatu yang terkait dengan penangkapan ikan. Oleh Mbak Riyanti pemiliknya, bangunan rumah kapal itu digunakan untuk "rumah makan" yang buka 24 jam non-stop.

Mbak Riyanti sengaja membuat rumah makanan itu berdesain kapal dengan maksud, untuk memancing perhatian orang. Selanjutnya orang singgah dirumah makannya. Menu masakan yang disajikan rumah makan kapal ini khas, yaitu sea food dengan ikan-ikan segar hasil tangkapan dari laut yang jaraknya hanya belasan meter dari restaurant milik perempuan tersebut.

Butuh dana hampir Rp1 miliar untuk membangun rumah makan kapal itu. Belum termasuk perabot/peralatannya dan bahan-bahan masakan menu laut yang belasan macamnya. Baru sekitar lima bulan ini kami membuka usaha rumah makan ini, jelas Mbak Riyanti saat ditemui.

Semula wanita ini merencanakan rumah makan bangunan kapal miliknya dilengkapi dengan area wisata air. Di antaranya dalam bentuk berperahu atau berselancar di laut atau bisa juga sebagai pemandian. Namun rencana itu belum tentu terwujud, karena jumlah pengunjung yang singgah di rumah makan ini terbukti dari hari kehari makin menyusut.

Pertama kali restaurant ini dibuka, pengunjungnya cukup lumayan, tambah Mbak Riyanti. Namun entah mengapa, setelah lewat dua bulan, jumlah pengunjung berkurang malahan sekarang cenderung sepi. Perempuan ini sadar, membuka rumah makan di jalur Pantura sangat banyak saingannya. Sepanjang jalur dari sejak Kota Pati (Jawa Tengah) sampai Tuban (Jawa Timur) yang berjarak 80 Km, terdapat ratusan bahkan ribuan rumah makan.

Rumah makan yang tidak memiliki keistimewaan khas, pasti tidak menarik dikunjungi orang. Seperti rumah makan milik Mbak Riyanti yang didesain "kapal", meskipun sudah tampil uniek tetapi tak urung akhirnya sepi pengunjung. Saya berusaha untuk bertahan, namun jika keadaan terus-terusan sepi begini, entahlah bagaimana nantinya," kata Mbak Riyanti menutup pembicaraan.
http://myzone.okezone.com/content/read/2011/07/07/5879/rumah-makan-unik-di-sarang-rembang-berbentuk-kapal

TAHUKAH KAMU RUMAH MAKAN KAPAL DI REMBANG?
yang request rembang harus nyoba makan disini ya hehehe

REMBANG - Jika melakukan perjalanan darat via jalur Pantai Utara (Pantura) rute Jakarta-Semarang-Surabaya atau sebaliknya. Saat sampai di Kecamatan Sarang, Kabupaten Rembang, Jawa Tengah (40 Km Timur Rembang), Anda akan menjumpai rumah atau bangunan unik persis di tepi/sisi utara jalan raya Pantura.

Bangunan rumah itu berbentuk/desain "kapal", nyaris persis dengan kapal-kapal penangkap ikan yang lazim digunakan para nelayan setempat melaut. Tapi fungsi bangunan ini bukan untuk sesuatu yang terkait dengan penangkapan ikan. Oleh Mbak Riyanti pemiliknya, bangunan rumah kapal itu digunakan untuk "rumah makan" yang buka 24 jam non-stop.

Mbak Riyanti sengaja membuat rumah makanan itu berdesain kapal dengan maksud, untuk memancing perhatian orang. Selanjutnya orang singgah dirumah makannya. Menu masakan yang disajikan rumah makan kapal ini khas, yaitu sea food dengan ikan-ikan segar hasil tangkapan dari laut yang jaraknya hanya belasan meter dari restaurant milik perempuan tersebut.

Butuh dana hampir Rp1 miliar untuk membangun rumah makan kapal itu. Belum termasuk perabot/peralatannya dan bahan-bahan masakan menu laut yang belasan macamnya. Baru sekitar lima bulan ini kami membuka usaha rumah makan ini, jelas Mbak Riyanti saat ditemui.

Semula wanita ini merencanakan rumah makan bangunan kapal miliknya dilengkapi dengan area wisata air. Di antaranya dalam bentuk berperahu atau berselancar di laut atau bisa juga sebagai pemandian. Namun rencana itu belum tentu terwujud, karena jumlah pengunjung yang singgah di rumah makan ini terbukti dari hari kehari makin menyusut.

Pertama kali restaurant ini dibuka, pengunjungnya cukup lumayan, tambah Mbak Riyanti. Namun entah mengapa, setelah lewat dua bulan, jumlah pengunjung berkurang malahan sekarang cenderung sepi. Perempuan ini sadar, membuka rumah makan di jalur Pantura sangat banyak saingannya. Sepanjang jalur dari sejak Kota Pati (Jawa Tengah) sampai Tuban (Jawa Timur) yang berjarak 80 Km, terdapat ratusan bahkan ribuan rumah makan.

Rumah makan yang tidak memiliki keistimewaan khas, pasti tidak menarik dikunjungi orang. Seperti rumah makan milik Mbak Riyanti yang didesain "kapal", meskipun sudah tampil uniek tetapi tak urung akhirnya sepi pengunjung. Saya berusaha untuk bertahan, namun jika keadaan terus-terusan sepi begini, entahlah bagaimana nantinya," kata Mbak Riyanti menutup pembicaraan.

0 comments:

Posting Komentar