Sabtu, 24 November 2012

Perang Obor ala Jepara




TAHUKAH KAMU TRADISI PERANG OBOR dan UNIKNYA JEPARA ? 

wah. dari mendengar namanya saja kelihatan ekstrim banget, perang obor gitu loh. tapi inilah uniknya budaya Indonesia. Bagi teman "do you know" yang request ttg Jepara dan teman-teman lain yang bangga akan Indonesia silakan membaca dan takjub dengan artikel perang obor ini dan keunikan Jepara ya :D

Tradisi obor ini berasal dari Jepara, Jawa Tengah. Sesuai namanya yaktu Perang Obor Tegalsambi, ritual tradisional di kegelapan malam ibarat perang api. Perang obor menjadi ciri khas Desa Tegalsambi dan merupakan ritual kuno sejak awal abad ke-16.

Konon, perang obor dimulai oleh seorang tokoh desa bernama Kiai Babadan dan abdinya yang bernama Ki Gemblong. Ritual sedekah bumi diyakini untuk menghindari desa dari segala bala. Oleh karena itu, perang obor biasa dilakukan tergantung masa panen.

Obor yang digunakan sendiri terbuat dari pelepah dan daun kelapa yang sudah kering. Adu obor terus berlangsung sampai obor-obor habis. Luka bakar pun tak terhindari. Namun uniknya, luka bakar dari peserta akibat bara bisa diobati dengan air bertuah yang diberikan tokoh adat setempat.

Keesokan harinya setelah merasakan keunikan tradisi perang obor, Anda bisa menelusuri pantai-pantai yang ada di Jepara seperti Pantai Bandengan yang berada sekitar tujuh kilometer ke utara dari pusat kota Jepara. Pantai berpasir putih ini cocok untuk tempat berenang dan tempat favorit untuk melihat matahari terbenam.

Bisa juga mampir ke Pantai Bondo, Pantai Kartini, atau Pantai Empuk Rancak. Pantai Empuk Rancak awalnya kalah tenar dengan pantai-pantai lainnya di Jepara. Namun sejak penduduk lokal secara mandiri mengelola pantai ini, Pantai Empuk Rancak mulai ramai dikunjungi wisatawan.

Apalagi di tempat ini banyak warung-warung makan seafood. Menikmati hidangan laut yang segar di tepi pantai berpasir putih, pasti terasa nikmat. Pantai ini berada di desa Karang Gondang.

Penggemar wisata sejarah? Maka, arahkan perjalanan ke sebuat benteng Portugis yang berada di desa Banyumanis. Agak jauh dari pusat kota Jepara, yaitu sekitar 45 kilometer ke arah utara. Perjalanan menuju benteng akan melewati jalanan yang kanan dan kiri jalan ditumbuhi pohon berusia ratusan tahun. Peninggalan kolonial Portugis ini dibangun pada 1632.

Wisata kuliner pun tak bisa dilewatkan. Coba cicipi aneka makanan tradisional Klenyem, Kenyol, dan Nagasar, yang merupakan jajanan tradisional. Ada pula pindang srani yang terbuat dari ikan kerapu dengan kuah kuning. Salah satu tempat berburu kuliner Jepara adalah di Shopping Center Jepara.

Menuju Jepara sangatlah mudah. Dari Jakarta bisa naik bus dari Terminal Rawamangun, terminal Kampung Rambutan, atau Terminal Lebak Bulus, dengan kisaran tiket Rp 350.000 pulang pergi. Jika dengan kereta api, bisa naik kereta ekonomi Kertajaya dari Stasiun Senen. Lebih nyaman dengan kereta eksekutif Sembrani atau kereta kelas bisnis Gumarang dari Stasiun Gambir.

0 comments:

Posting Komentar